Jika menempel pada kulit, senyawa ini menimbulkan gatal, ruam merah, melepuh, hingga luka bakar kimia. Reaksi dapat berbeda pada tiap orang, terutama bagi mereka yang kulitnya sensitif.
Selain iritasi lokal, paparan gas air mata juga bisa meningkatkan detak jantung dan tekanan darah.
Bagi penderita penyakit jantung, hal ini bisa memicu komplikasi berbahaya seperti serangan jantung mendadak.
Ada beberapa faktor yang bisa memperbesar risiko jika terpapar gas air mata, seperti :
- Paparan terjadi di ruang tertutup atau area minim ventilasi.
- Konsentrasi gas sangat tinggi atau diarahkan dari jarak dekat.
- Paparan berlangsung dalam durasi lama tanpa akses udara segar.
- Individu memiliki riwayat penyakit seperti asma, PPOK, atau gangguan jantung.
- Situasi panik menyebabkan kerumunan saling dorong sehingga risiko cedera fisik atau pingsan meningkat.
- Bahkan pada ibu hamil, beberapa penelitian awal pada hewan menunjukkan potensi bahaya terhadap janin, meski bukti pada manusia masih perlu kajian lebih lanjut
![Pengunjuk rasa menghindari tembakan gas air mata dari anggota kepolisian di kawasan Pejompongan, Jakarta, Kamis (28/8/2025). [Dok. Antara/Galih Pradipta]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/29/88912-gas-air-mata.jpg)
Apakah Bisa Menyebabkan Kematian?
Secara prinsip, gas air mata dikategorikan sebagai senjata non-mematikan. Namun, catatan medis menunjukkan bahwa dalam kondisi ekstrem, paparan gas air mata bisa berujung fatal.
Kombinasi kesulitan bernapas, lonjakan tekanan darah, dan kerusakan jaringan tubuh dapat menyebabkan kegagalan organ vital.
Beberapa laporan kasus menunjukkan kematian terjadi terutama bila gas digunakan di ruang sempit atau terhadap kelompok dengan kondisi kesehatan rentan.
Tindakan Darurat Saat Terpapar
Jika terpapar, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain :
- Segera menjauh dari sumber paparan dan cari udara segar. Hindari area rendah karena partikel cenderung mengendap.
- Lindungi saluran pernapasan dan mata dengan kain basah atau masker sementara.
- Bilas mata dan kulit menggunakan air bersih selama 10–30 menit. Jangan mengucek mata karena bisa memperparah iritasi.
- Mandi dan ganti pakaian agar partikel kimia tidak terus menempel.
- Bila gejala parah seperti sesak berat atau pingsan terjadi, segera cari bantuan medis
Gas air mata memang bukan senjata yang dirancang untuk membunuh, tetapi penggunaannya tetap membawa risiko kesehatan serius.
Baca Juga: Analis Politik Cium Ancaman 'Jawa Spring', Sebut Protes Pati Jadi Pemicunya
Pada dosis tinggi, ruang tertutup, atau pada orang dengan kondisi medis tertentu, gas ini bisa memicu komplikasi yang berujung pada kematian.
Pemahaman mengenai dampak dan cara penanganan darurat sangat penting agar masyarakat dapat lebih waspada dan melindungi diri bila sewaktu-waktu terpapar.
Kontributor : Dea Nabila