Gaya Hidup Ramah Bumi: Perpanjang Umur Barang, Kurangi Sampah, Hidup Lebih Sustainable

Vania Rossa Suara.Com
Senin, 01 Desember 2025 | 17:45 WIB
Gaya Hidup Ramah Bumi: Perpanjang Umur Barang, Kurangi Sampah, Hidup Lebih Sustainable
Purpose Market 2025. (dok. Jalin)
Baca 10 detik
  • Indonesia diprediksi menghasilkan 82 juta ton sampah pada 2045 jika pola konsumsi saat ini dipertahankan.
  • Inisiatif pasar barang layak pakai, seperti Purpose Market 2025, mendorong konsumsi bertanggung jawab dan dukung UMKM.
  • Digitalisasi pembayaran via QRIS Soundbox dalam acara ini meminimalkan sampah kertas struk dan meningkatkan transparansi.

Suara.com - Indonesia tengah menghadapi tantangan serius terkait pola konsumsi yang semakin tidak sustainable. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat bahwa pada 2024, Indonesia menghasilkan 70,6 juta ton sampah, dan angka ini diperkirakan meningkat hingga 82 juta ton per tahun pada 2045 jika pola konsumsi tidak berubah.

Salah satu pemicunya adalah kebiasaan membuang barang yang masih berfungsi, padahal barang-barang tersebut sebenarnya bisa dialihkan ke pemilik baru.

Kajian lembaga internasional, termasuk United Nations Development Programme (UNDP), menunjukkan bahwa memperpanjang umur pakai barang dapat menekan tekanan terhadap sumber daya material dan energi, sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi pelaku usaha lokal.

Menjawab tantangan ini, beberapa inisiatif berbasis komunitas dan teknologi mulai muncul untuk mendorong pola konsumsi yang lebih bertanggung jawab.

Salah satunya adalah konsep pasar barang layak guna yang menggabungkan edukasi, transaksi digital, dan praktik keberlanjutan, seperti Purpose Market 2025.

Di sini, pengunjung diajak merasakan pengalaman berbelanja barang layak pakai sekaligus mendukung UMKM lokal.

Di event ini, setiap transaksi dilakukan secara digital menggunakan QRIS Soundbox, sehingga pembayaran langsung tercatat dan meminimalkan penggunaan uang tunai serta kertas struk yang bisa menjadi sampah baru.

Selain itu, bazar ini menghadirkan beragam aktivitas mulai dari flea market, bazar UMKM pilihan, workshop upcycle, hingga perbaikan gratis oleh penjahit keliling, mendorong pengunjung untuk memperpanjang usia pakai barang-barang yang mereka miliki.

Direktur Jalin, Eko Dedi Rukminto, menekankan pentingnya melihat nilai barang sebelum dibuang.

Baca Juga: Cara Baru Menjaga Dunia Digital Tetap Ramah Bumi

"Banyak barang tidak benar-benar menjadi sampah; mereka hanya berpindah pemilik dan mendapatkan fungsi baru. Dengan digitalisasi pembayaran, alur jual-beli tetap transparan dan nyaman bagi semua pihak," katanya.

Sementara itu, Direktur Netzme, Vicky G. Saputra, menambahkan bahwa teknologi yang sederhana namun pasti seperti QRIS Soundbox membantu pelaku UMKM merasa aman dan percaya diri dalam transaksi, apalagi di pasar dengan mobilitas tinggi.

Kegiatan seperti ini menunjukkan bahwa gaya hidup berkelanjutan bisa dimulai dari hal-hal sederhana: memperpanjang umur pakai barang, mendukung usaha lokal, dan memanfaatkan teknologi untuk transaksi yang efisien.

Selain berdampak positif bagi lingkungan, pendekatan ini juga membuka kesempatan ekonomi baru bagi komunitas lokal, membuktikan bahwa konsumsi cerdas dan bertanggung jawab bisa menjadi gaya hidup yang menyenangkan sekaligus bermanfaat.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI