Suara.com - Pendiri sekaligus CEO Malaka Project, Ferry Irwandi, kembali jadi sorotan publik setelah tampil dalam program Rakyat Bersuara bertajuk 'Aksi Massa, Siapa Berada di Baliknya?' yang dipandu Aiman Witjaksono pada Selasa malam, 2 September 2025.
Dalam forum ini, selain Ferry, juga menghadirkan sejumlah tokoh penting seperti Kepala Badan Intelijen Strategis 2011–2013 Soleman B. Ponto, pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago, Direktur Eksekutif Lemkapi Edi Hasibuan, aktivis 98 yang juga Ketum Rampai Nusantara Mardiansyah Semar.
Hadir pula narasumber Budiman Sudjatmiko mantan aktivis 98 yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan.
Diskusi yang berlangsung hampir dua jam itu sempat terasa timpang. Ferry mampu membuat narasumber lain terdiam lewat pemaparan teknis mengenai pelacakan digital.
Ferry Irwandi menjelaskan dengan rinci bagaimana dalang di balik aksi anarkis bisa ditelusuri hanya lewat analisis data dan jejak digital yang tersedia secara terbuka.
![Founder MALAKA, Ferry Irwandi dalam program iNews “Rakyat Bersuara” dengan tema “Aksi Massa, Siapa Berada di Baliknya?”, yang diunggah di kanal YouTube iNews, Selasa (2/9/2025). [YouTube/Official iNews]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/03/54377-founder-malaka-ferry-irwandi.jpg)
“Ya mungkin bapak ibu bisa coba sendiri ya, di Google, di TikTok, Google, by date 25 Agustus sebelumnya hashtag bubarkan DPR, lihat afiliasi orang-orang itu siapa,” ujar Ferry dengan percaya diri. Ucapannya membuat forum hening sesaat, dengan narasumber lain tampak kesulitan memberi sanggahan.
Mantan analis di Kementerian Keuangan ini menuturkan bahwa teknik data analytics, scraping, hingga open source intelligence (OSINT) dapat menjadi pintu masuk untuk melacak siapa saja yang pertama kali mendorong isu yang memicu gelombang demonstrasi.
Menurut Ferry, cukup dengan kata kunci di media sosial, alur penyebaran informasi bisa ditelusuri secara sistematis.
Pendekatan tersebut jelas berbeda dengan narasumber lain yang malam itu lebih banyak melempar spekulasi politik tanpa dasar empiris.
Baca Juga: Kutuk Brutalitas Aparat, Massa Emak-emak Bawa Sapu Lidi Geruduk DPR: Rakyat Tak Bisa Ditindas!
Ferry bahkan memberi contoh praktis, “yang dia dukung instansi mana, yang tidak dia dukung siapa, yang dia serang, that's it, akun-akunnya, simple kok,” ucapnya yang kembali membuat narasumber lain tak banyak bicara.
Meski demikian, Ferry menegaskan bahwa hasil penelusuran digital tidak serta merta bisa dijadikan bukti hukum.
"Temuan itu hanya starting point, bukan kesimpulan final. Aparat tetap perlu investigasi lebih lanjut,” jelasnya.
Klarifikasi ini menunjukkan integritas akademis Ferry yang tidak ingin temuan teknisnya disalahartikan atau dipolitisasi.
Performa Ferry malam itu langsung menjadi perbincangan luas di media sosial. Banyak netizen menilai kehadirannya menghadirkan warna baru dalam diskusi politik yang biasanya penuh spekulasi.
Pendekatan ilmiah dan berbasis data yang ia gunakan dinilai lebih konkret dan memberi perspektif berbeda.