Suara.com - Acara debat 'Rakyat Bersuara' yang turut mengundang tokoh-tokoh kenamaan seperti Ferry Irwandi dan Budiman Sudjatmiko kini menjadi viral usai membahas soal rangkaian demonstrasi di penjuru negeri.
Salah satu tokoh yang turut diundang adalah Wibawanto Nugroho Widodo.
Nama Wibawanto Nugroho Widodo memang tak sebesar Ferry dan Budiman namun ia bukan orang yang sembarangan.
Wibawanto kini viral dan turut diperbincangkan di berbagai kanal media sosial, terutama X (sebelumnya Twitter).
Kala diundang dalam acara debat tersebut Wibawanto turut memberikan pandangannya yang dinilai 'daging' oleh warga X.
Pernyataannya menyinggung bahwa bangsa harus berdiri di atas kebenaran. Tak boleh ada abu-abu di antara baik dan buruk karena hal tersebut akan membuat kebenaran menjadi relatif dan orang-orang bebas menafsirkan perbuatan apa saja yang benar.
"Bangsa yang tidak berdiri di atas kebenaran akan hilang, di tengah era postmo (pascamodern). Karena akan terombang-ambing, ia tak berdiri di atas kebenaran. Harus dilakukan dan ditunjukan, ukurannya adalah law enforcement (penegakan hukum) dan etika," ujar Wibawanto dalam acara tersebut, dikutip Rabu (3/9/2025).
Pernyataan Wibawanto di sepanjang debat membuat publik kagum. "Daging semua omongannya!!! Standing applause untuk pak Wibawanto," puji warganet. "Akhirnya ada y waras disana selain bang Ferry. Pak Wibawanto Nugroho," timpal yang lain.
Sosok sontak Wibawanto menarik perhatian. Rupanya, ia bukan orang yang kaleng-kaleng dan punya rekam jejak karier mentereng.
Baca Juga: Dihantam Isu Panas DPR RI, Melly Goeslaw Ikhlas Ditinggal Teman: Ini Risiko yang Harus Saya Jalani
Mari kulik bersama Profil Wibawanto Nugroho Wibowo berikut ini.
Masih punya darah bangsawan dari Mangkunegara IV
Pria bernama asli Wibawanto Nugroho Widodo ini lahir pada 12 Mei 1977 dan kini menjabat sebagai Wakil Ketua bidang Pertahanan dan Keamanan di Ikatan Keluarga Alumni Lembaga Ketahanan Nasional RI Strategic Center.
Ada fakta unik dari sosok ayah satu anak sekaligus suami Ashanna Vidya Yusuf Djemat ini. Setelah ditelusuri, Wibawanto berdarah biru dan menyandang gelar bangsawan Raden Mas.
Ia tercatat sebagai cicit dari tokoh Mangkunegara IV, sosok yang pernah memimpin Kadipatèn Mangkunagaran di Surakarta.
Doktor dalam Bidang Keamanan Nasional
Ia punya segudang pengalaman di dunia pertahanan dan keamanan negara.
Melalui pendidikannya yang mentereng, Wibawanto banyak menuangkan gagasannya terhadap perkembangan ilmu pertahanan.
Wibawanto memulai perjalanan pendidikannya di Universitas Katolik Parahyangan mengambil jurusan Ilmu Hukum.
Karena satu dan lain hal, ia akhirnya memutuskan untuk pindah kampus ke Universitas Trisakti hingga lulus dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.
Tak puas dengan gelar Sarjana Ekonomi, Wibawanto melanjutkan studinya ke University of Bradford mengambil jurusan International Business & Management dan memperoleh gelar Master of Arts.
Pendidikannya menjadi semakin mentereng ketika ia melanjutkan studi ke U.S. National Defense University untuk memperoleh gelar yang sama yakni Master of Arts namun untuk studi Strategic Security Studies & JPME-II Senior-Level War College Diploma in International Security Strategy, Irreguler Warfare, and Combating Terrorism.
Melalui berbagai penelitiannya saat mengejar gelar Master of Arts di U.S. National Defense University, Wibawanto banyak mengkaji soal keamanan internasional dan penanggulangan terorisme.
Ia kembali melanjutkan studi ke George Mason University untuk mengejar gelar Master of Public Policy dengan fokus studi National Security & Public Policy.
Wibawanto mengakhiri proses perjalanan studinya dengan menjadi Doktor Filsafat atau Ph.D. di University of Exeter.
Segudang Jabatan Wibawanto Nugroho Widodo
Sepulangnya dari merantau untuk mencari ilmu, Wibawanto menjabat berbagai posisi strategis di berbagai instansi.
Ia tercatat pernah menjabat sebagai Staf Ahli Ketua Komisi I (Pertahanan, Luar Negeri, Intelijen, Informasi) DPR RI pada periode 2008-2009.
Wibawanto mencapai puncak kariernya kala menjabat sebagai Staf Ahli Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Republik Indonesia periode 2020-2022.
Kontributor : Armand Ilham