- Ferry Irwandi tengah menjadi sorotan publik sejak beberapa hari terakhir.
- Pertanyaan soal profesi ayah Ferry Irwandi banyak dicari.
- Sang ayah rupanya merupakan seorang dosen.
Suara.com - Profesi ayah Ferry Irwandi banyak dicari publik di Google. Rasa penasaran ini muncul seiring dengan meningkatnya sorotan terhadap sosok aktivis tersebut.
Ferry Irwandi kekinian menjadi figur disorot publik karena vokal menyuarakan kritik terhadap pemerintah, termasuk lewat keterlibatannya dalam aksi demonstrasi.
Namanya semakin menonjol setelah tampil dalam sebuah acara talkshow. Dalam acara tersebut, ia melontarkan sejumlah pernyataan tegas dan menohok.
Ferry Irwandi mengkritik pemerintah yang dinilai kerap memberi cap buruk kepada para demonstran. Menurutnya, aktivis sering kali digambarkan sebagai perusuh.
Ia juga menyesalkan mengapa pemerintah lebih fokus menyoroti mahasiswa dan aktivis ketimbang melakukan perombakan terhadap DPR RI.
"Kenapa yang dibahas bukan aparat represif, di saat daya beli masyarakat menurun, pekerjaan sulit, kenapa yang dibahas selalu mahasiswa ini. Kita bukan penjahatnya Pak!" kata Ferry dikutip dari cuplikan video yang viral di media sosial, Kamis, 4 September 2025.
Sorotan publik terhadap dirinya membuat berbagai sisi kehidupan Ferry Irwandi ikut dikulik. Salah satunya pertanyaan yang banyak muncul, "Ayah Ferry Irwandi dosen apa?"
![Potret Ferry Irwandi. [Ist]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/01/58629-potret-ferry-irwandi-ist.jpg)
Ayah Ferry Irwandi Dosen Apa?
Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Denny Sumargo, Ferry Irwandi pernah blak-blakan mengungkap profesi sang ayah.
Pendiri Malaka Project ini menyebutkan bahwa ayahnya merupakan seorang dosen di bidang hukum. Meski begitu, ia tidak menjelaskan secara detail tempat ayahnya mengajar.
Baca Juga: Ferry Irwandi S3 di Mana? Vokal Kritik Pemerintah, Ternyata Kuliah di Kampus Bergengsi Dunia
"Jadi karena Bapak orang Minang, dosen hukum juga dilatih terus," kata Ferry.
Ia menambahkan, sejak kecil dirinya memiliki privilese karena lahir di keluarga terdidik. Sang ayah yang berasal dari Minangkabau turut membentuk cara pandangnya sejak dini.
"Jadi dari awal itu, ya previlese gua, gua lahir dari keluarga yang terdidiklah. Bapak gua dosen, orang Minang. Jadi pasti ada sambilan kan," tutur Ferry.
Ferry Irwandi juga menceritakan bagaimana ia dikenalkan dengan komputer sejak usia belia.
"Jadi waktu itu dia kuliah di Bandung, Unpad. Dia lihat Jambi ini kan kota kecil, dan komputer tahun 1997-1998 jadi barang yang langka banget," beber Ferry.
"Dia enggak punya tenaga nih dan enggak punya uang juga untuk nge-hire orang. Dia belajar otodidak dan dia ngajarin gua di umur sekecil itu," sambungnya.
Di usia tersebut, Ferry Irwandi sudah memahami dasar-dasar komputer meski mengaku tidak terlalu tertarik.
"Jadi kayak orang di usia gua itu pasti enggak tahu WS, Lotus Star, Windows 311," terang Ferry.
"Enggak tertarik, cuma diajari bisa, ya udah. Maksud gua, gua enggak yang invest di situ juga atau involve di situ juga," tambahnya.
Meski begitu, didikan ayahnya membuat Ferry Irwandi terbiasa berpikir dengan pertimbangan jangka pendek sekaligus jangka panjang.
"Jadi kayak gua itu orang yang mempersiapkan semuanya itu dalam basis jangka pendek dan jangka panjang gitu," ucap Ferry.
"Jadi konstruksi berpikir itu dibangun dari kecil. Jadi karena Bapak orang Minang, dosen hukum juga dilatih terus," tandasnya.
Ferry Irwandi juga sempat menyinggung soal kecerdasannya sejak kecil. Ia menyebut memiliki IQ tinggi saat masih SD.
"Terakhir SD itu 145 Bang. Ya biasa, biasa banyak yang lebih tinggi," ujarnya.
"Enggak, itu 145 apa? Jenius ya," sahut Denny Sumargo.
Ferry Irwandi pun melanjutkan ceritanya bahwa ia pernah masuk koran karena menjadi teknisi internet saat umur 6 tahun.
"Gua punya background story nih. Jadi di SD itu gua masuk koran, Bang. Umur 6 tahun, kelas 1 SD itu gua sudah masang jaringan komputer di Jambi dan bukan cuma komputer tapi internet," katanya.
"Jadi salah satunya ada waktu itu hotel di Jambi. Gua sama om gua jalan. Terus yang dikira teknisi om gua, ternyata gua," kenangnya.
Seiring perjalanan hidupnya, Ferry Irwandi merasa bahwa privilese itu juga hadir dalam cara orang tuanya mendidik.
"Benar-benar di umur, itu tahun 2001, yang dijelasin ke gua itu masalah elektoral college-nya di US, soal Angor sama George W Bush," ungkapnya.
Menurut Ferry Irwandi, pola asuh ayahnya membentuk karakter tangguh. Ia sejak kecil diajarkan untuk bertanggung jawab.
"Kurang lebih ya lebih kayak ini nih kamu cowok, kamu laki-laki, kamu punya responsibility atas apapun," tegas Ferry.
Itulah ulasan mengenai profesi ayah Ferry Irwandi dan pengaruh besar sosoknya dalam membentuk pola pikir sang anak. Semoga informasi ini bermanfaat!