- Hannah Einbinder menang Emmy Awards 2025 melalui serial Hacks.
- Dalam pidato kemenangannya, ia menyerukan aksi membela Palestina.
- Hannah mengungkap ia memiliki teman-teman yang terjun sebagai garda depan di Gaza.
Suara.com - Nama Hannah Einbinder menjadi trending berkat pidato kemenangannya di Emmy Awards 2025. Artis Amerika Serikat ini berhasil menang Artis Pendukung Terbaik Serial Komedi melalui serial HBO Hacks pada Minggu, 14 September 2025 malam.
Dalam pidato kemenangannya, Hannah Einbinder menyerukan Free Palestine. Ini bukan kali pertama Hannah angkat berbicara mengenai situasi krisis di Palestina.
Dengan suara lantang, Hannah menyatakan, "Go Birds, F*** ICE and Free Palestine."
Lantas seperti apa profil Hannah Einbinder, artis Yahudi yang berani menyuarakan kekejaman Israel terhadap Palestina?
Profil Hannah Einbinder

Hannah Einbinder lahir pada 21 Mei 1995 di Los Angeles, California. Ia tumbuh dalam keluarga yang kental dengan dunia komedi.
Ibunya, Laraine Newman, adalah anggota legendaris dari tim pemeran Saturday Night Live (SNL) sejak era 1970-an. Sementara ayahnya, Chad Einbinder, adalah mantan produser dan pengacara.
Lingkungan keluarga ini menjadi fondasi awal bagi Hannah untuk mengejar karir di bidang hiburan. Sejak kecil, ia terpapar dengan humor cerdas dan satire sosial, di mana ini membentuk gaya komedinya yang tajam dan introspektif.
Meski demikian, Hannah tidak langsung terjun ke akting. Ia sempat belajar filsafat di University of Pennsylvania sebelum memutuskan untuk fokus pada stand-up comedy.
Baca Juga: Owen Cooper Cetak Sejarah Jadi Aktor Pria Termuda Peraih Piala Emmy Awards di Usia 15 Tahun
Karier Hannah dimulai secara sederhana melalui penampilan stand-up di klub-klub kecil di Los Angeles.
Pada 2019, ia mendapat perhatian luas setelah tampil di The Late Show with Stephen Colbert, di mana ia membawakan rutinitas komedi yang membahas isu identitas Yahudi, kesehatan mental, dan politik Amerika.
Penampilan itu menjadi pintu masuknya ke dunia televisi. Namun, terobosan besar datang pada 2021 ketika ia dipilih untuk memerankan Ava Daniels dalam serial komedi Hacks produksi HBO Max.
Serial Hacks mengisahkan hubungan mentor-mentee antara seorang komedian veteran, Deborah Vance (diperankan oleh Jean Smart), dan penulis muda Ava yang karirnya sedang mandek.
Peran Hannah sebagai Ava, seorang millennial yang cerdas tapi kikuk, sangat relatable dan membawa nuansa segar ke genre komedi.
Hacks sendiri sukses besar, memenangkan banyak penghargaan dan dipuji karena dialognya yang witty serta eksplorasi tema generasi dan industri hiburan.
Sebelum kemenangan Emmy 2025 ini, Hannah telah dua kali mendapat nominasi Emmy untuk kategori sama pada 2022 dan 2024.
Selain Hacks, ia juga muncul di serial seperti The Late Late Show with James Corden dan proyek-proyek kecil lainnya, serta terus aktif di stand-up dengan tur nasional.
Pada 2024, ia merilis special komedi pertamanya di platform streaming, yang semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu komedian muda paling menjanjikan di Hollywood.
Forbes bahkan memasukkan nama Hannah Einbinder ke dalam daftar 30 Under 30 di bidang hiburan.
Dukungan Hannah Einbinder untuk Palestina

Hannah Einbinder bukanlah pendatang baru di dunia aktivis. Ia aktif mengikuti berita nasional dan internasional, sering membahas isu seperti hak imigran, hak LGBTQ+, dan konflik Palestina di media sosialnya.
Sebagai seorang Yahudi, Hannah Einbinder menekankan bahwa sudah menjadi kewajiban moralnya untuk membedakan identitas Yahudi dari kekejaman Israel.
"Karena berbagai alasan, saya merasa sebagai seorang Yahudi, saya berkewajiban untuk membedakan orang Yahudi dari negara Israel," kata Hannah Einbinder setelah Emmy kepada Variety, Minggu, 14 September 2025.
Dalam kesempatan ini, Hannah mengungkap kisah pribadinya tentang Palestina. Ia mengaku memiliki banyak teman yang bekerja di garda depan di Gaza, Palestina.
"Saya pikir penting untuk membicarakan Palestina karena ini adalah isu yang sangat dekat dengan hati saya," ujar Hannah.
"Saya punya teman-teman di Gaza yang bekerja sebagai garda terdepan, sebagai dokter di Gaza utara untuk merawat ibu hamil dan anak-anak sekolah, membangun sekolah di kamp-kamp pengungsi, dan ini adalah isu yang sangat dekat di hati saya," sambungnya.
Pernyataan Hannah sejalan dengan komitmennya melakukan boikot film Israel.
Ia juga sudah menandatangi surat terbuka menolak berkolaborasi dengan lembaga film Israel yang terlibat genosida Palestina. Surat ini sudah ditandatangai oleh 3.900 pekerja film.
"Boikot adalah alat yang efektif untuk menekan penguasa agar segera bertindak," tegasnya.
"Jadi, boikot yang dilakukan oleh Pekerja Film untuk Palestina tidak memboikot individu, melainkan hanya memboikot institusi yang secara langsung terlibat dalam genosida," pungkas Hannah Einbinder.