- Bioskop memutar tayangan video berisi klaim capaian program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
- Video ini muncul sebelum pemutaran film utama.
- Kira-kira berapa tarif pasang iklan di bioskop?
Suara.com - Belakangan layar lebar alias bioskop diramaikan oleh sebuah video yang menampilkan capaian pemerintahan di bawah Presiden Prabowo Subianto.
Sontak saja video yang diputar menjelang dimulainya film utama itu ramai diperbincangkan publik dan menuai kontroversi. Terlebih isinya berupa klaim keberhasilan yang dipertanyakan kebenarannya.
Dari informasi yang beredar luas di media sosial, video tersebut berisi sejumlah data seperti capaian keberhasilan program MBG yang diklaim telah menjangkau 20 juta penerima manfaat, pembukaan 80 ribu Koperasi Desa Merah Putih hingga ketahanan pangan berupa roduksi beras nasional yang disebut telah mencapai 21,76 juta ton.
Ada pula perihal keberhasilan cetak sawah yang mencakup angka 225 ribu hektare serta ekspor jagung sebanyak 1.200 ton pada awal tahun.
Tindakan pemerintah yang menyelipkan video tersebut jelang diputarnya film dinilai tak pantas di tengah situasi saat ini.

Publik pun mendesak penayangan video program Prabowo di ruang publik itu dihentikan dengan diiringi permintaan maaf secara terbuka.
Namun pihak Istana dan pejabat terkait menyebut penayangan ini adalah bagian dari komunikasi publik yang wajar.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi justru memberi pembelaan. "Kalau pesan komersil saja boleh, kenapa pesan dari pemerintah dan presiden tidak boleh?" ujarnya.
Argumennya sederhana, bahwa video itu ada karena pemerintah perlu menyosialisasikan kinerjanya ke seluruh lapisan masyarakat, termasuk para penikmat film.
Baca Juga: Legislator Gerindra Puji Video Prabowo di Bioskop: Strategi Inovatif Komunikasi Publik
Tarif Pasang Iklan di Bioskop
Terlepas dari polemik ini, rupanya beriklan di bioskop perlu biaya yang sangat besar.
Bioskop dianggap sebagai media iklan premium karena beberapa alasan: audiens yang fokus (captive audience), kualitas audio-visual yang superior, dan citra eksklusif. Lantas, berapa kisaran biayanya?
Laman Adelva Solusindo yang spesialis menangani klien iklan di bioskop, mengungkap tarif pasang iklan di salah satu jaringan bioskop terbesar di Indonesia, yakni Cinema XXI.
Tarif iklan berbeda tergantung lokasi bioskop, durasi penayangan, hingga harga tiket yang dijual di bioskop tersebut.
Contohnya saja untuk tahun 2020 lalu, dengan tarif dipatok untuk penayangan iklan berdurasi 60 detik selama satu bulan, dengan jaminan total 120 kali pemutaran per studio.
Di bioskop kawasan premium seperti Plaza Senayan XXI di Jakarta Selatan, tarifnya bisa mencapai Rp260.000.000 per bulan untuk semua studio.
Sementara itu, di lokasi lain seperti di Ambon, tarifnya berada di kisaran Rp65.000.000 per bulan.
Tarif juga dibedakan berdasarkan kelas. Bioskop The Premiere dan IMAX memiliki skema harga tersendiri.
Misalnya, untuk satu studio The Premiere di Plaza Indonesia, tarifnya bisa mencapai Rp30.000.000 per bulan, sedangkan untuk studio IMAX di Gandaria City bisa mencapai Rp45.000.000 per bulan.
Perlu dicatat bahwa ini adalah data tahun 2020, dan harga saat ini kemungkinan besar telah mengalami penyesuaian.
Tanggapan Pihak Bioskop
Menanggapi kegaduhan publik, Corporate Secretary Cinema XXI, Indah Tri Wahyuni, akhirnya buka suara.
Dalam penjelasan resminya, video tersebut diklasifikasikan sebagai Iklan Layanan Masyarakat (ILM).
Cinema XXI menegaskan posisinya sebagai platform yang menyediakan ruang untuk penyebaran informasi publik dari lembaga pemerintah.
Lebih lanjut, ia memastikan bahwa penayangan ILM tersebut bersifat sementara dan kini telah berakhir.
"Penayangan materi seputar kinerja sosial kabinet Presiden Prabowo merupakan ILM yang ditayangkan selama satu minggu, yakni dari 9 hingga 14 September 2025," ujar Indah dalam keterangan resminya, Senin 15 September 2025.
Dengan pernyataan ini, pihak bioskop mengonfirmasi bahwa penonton tidak akan lagi menemukan video tersebut di layar mereka.