Profil SMA Santo Yosef Solo yang Blak-Blakan Ungkap Ijazah Gibran

Ruth Meliana Suara.Com
Rabu, 17 September 2025 | 12:55 WIB
Profil SMA Santo Yosef Solo yang Blak-Blakan Ungkap Ijazah Gibran
SMA Santo Yosef Solo (Ist)

Rasio siswa-guru adalah 14,16. Ini menunjukkan perhatian intensif terhadap setiap siswa.

Kurikulum di SMA Santo Yosef Solo mengikuti standar nasional Kurikulum Merdeka, dengan penekanan pada penguatan profil pelajar Pancasila.

Selain mata pelajaran inti seperti matematika, IPA, IPS, dan bahasa, sekolah ini menawarkan ekstrakurikuler yang beragam, mulai dari olahraga seperti basket dan voli, seni seperti paduan suara, hingga klub debat dan pramuka.

Penerimaan peserta didik baru (PPDB) juga transparan, dengan jalur prestasi yang ketat. Calon siswa harus lolos seleksi berbasis nilai dan prestasi non-akademik.

Prestasi siswa SMA Santo Yosef Solo patut dibanggakan. Setiap tahun, lulusannya diterima di perguruan tinggi negeri dan swasta ternama, baik di dalam maupun luar negeri.

Sekolah ini sering meraih juara di tingkat kabupaten dan provinsi dalam bidang olahraga, sains, dan seni.

Kontroversi Ijazah Gibran Rakabuming Raka

Kolase foto Roy Suryo (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan). [Suara.com]
Kolase foto Roy Suryo (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan). [Suara.com]

Kontroversi ijazah Gibran Rakabuming Raka meledak pada September 2025. Hal ini dimulai ketika seorang warga bernama Subhan Palal mengajukan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terhadap Gibran dan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Gugatan senilai Rp 125 triliun itu menyoroti dugaan ketidaksesuaian pendidikan Gibran dengan syarat calon wakil presiden, yang minimal harus lulusan SLTA atau sederajat sesuai UU Pemilu.

Baca Juga: Menguak Kiprah Roy Suryo yang Ditunjuk Jadi Ahli Pemakzulan Gibran: dari Narasumber hingga Menteri

Dalam biografi resmi, Gibran disebut menempuh SMA di Orchard Secondary School, Singapura.

Namun, pakar telematika Roy Suryo, yang juga penggugat ijazah Presiden Joko Widodo, mengklaim bahwa Gibran pernah bersekolah di SMA Santo Yosef Solo hingga kelas dua sebelum pindah ke sekolah lain.

Roy menyebut ada "kesaksian dan bukti" dari warganet yang mengaku satu angkatan dengan Gibran. Bahkan, kata Roy Suryo, ada klaim bahwa Gibran keluar dari sekolah karena prestasi rendah dan melanjutkan di Singapura.

Pernyataan Roy Suryo ini langsung dibantah oleh Kepala Sekolah SMA Santo Yosef Solo, Bruder Yohanes Sudarman FIC.

Pada 9 September 2025, Bruder Yohanes tegas menyatakan bahwa berdasarkan data arsip siswa, Gibran Rakabuming Raka belum pernah sekolah, bahkan daftar pun tidak ada di SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta.

Klarifikasi ini disampaikan lagi oleh Bruder Yohanes pada 16-17 September 2025. Ia menegaskan bahwa penggugat belum pernah datang ke sekolah untuk verifikasi.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI