-
- Lebih dari 36 ribu Pramuka Jatim memugar 143 rumah tidak layak huni dan melakukan aksi bersih-bersih di 80 titik pantai.
- Kegiatan ini diapresiasi Pemprov Jatim dan Pemkab Tuban karena memberi dampak langsung bagi masyarakat, termasuk lewat pasar murah dan dukungan UMKM.
- Sekdaprov Jatim Adhy Karyono menegaskan aksi ini penting untuk memulihkan nilai persatuan, gotong royong, dan kepedulian sosial di tengah tantangan bangsa.Tak hanya soal rumah, Pramuka Jatim juga memusatkan perhatian pada isu lingkungan
Suara.com - Di tengah berbagai tantangan sosial, mulai dari melemahnya nilai gotong royong, menurunnya kepedulian, hingga ancaman perpecahan di masyarakat, Jawa Timur berupaya menjawab dengan aksi nyata.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur sekaligus Sekretaris Mabida Gerakan Pramuka Jatim, Kak Adhy Karyono, menegaskan kondisi bangsa saat ini membutuhkan gerakan yang berkontribusi positif. “Nilai-nilai persatuan, kesatuan, dan kepedulian sosial mulai tergerus.
Ancaman global maupun internal, seperti kerusuhan, setiap saat bisa mengancam. Kita semua masih ingat bagaimana Gedung Negara Grahadi hancur dalam aksi demo kemarin,” ujarnya di Tuban, akhir pekan lalu.

Di tengah situasi itu, Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Jawa Timur menginisiasi Perkemahan Wirakarya Jatim 2025 yang menjadi bukti nyata kontribusi pemuda. Program ini berhasil menggerakkan lebih dari 36 ribu Pramuka Penegak dan Pandega dari 36 Kwarcab untuk bekerja langsung bersama masyarakat.
Hasilnya konkret: 143 rumah tidak layak huni (RTLH) keluarga prasejahtera dipugar hingga menjadi hunian sehat dan layak.
Tak hanya soal rumah, Pramuka Jatim juga memusatkan perhatian pada isu lingkungan. Melalui aksi bersih pantai dan penanaman pohon, mereka menargetkan kegiatan di 80 titik pantai se-Jawa Timur, disesuaikan dengan peringatan HUT RI ke-80. Salah satunya berlangsung di kawasan Taman Abirama, Tuban, yang diikuti ribuan anggota Pramuka dan warga.
Apresiasi datang dari berbagai pihak. Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyebut apa yang dilakukan Pramuka sejalan dengan arahan Gubernur Khofifah Indar Parawansa, yakni menghadirkan dampak langsung bagi masyarakat. Pemkab Tuban pun menyebut kegiatan ini sarat manfaat, mulai dari pasar murah untuk warga, dukungan UMKM lokal, hingga pagelaran seni budaya khas Jawa Timur.
Harapan besar juga disampaikan Adhy Karyono agar kegiatan serupa mendapat dukungan lebih luas, termasuk dari anggaran pemerintah maupun dunia usaha. “Kita bisa lihat sendiri, kondisi before–after RTLH sangat berbeda. Manfaatnya nyata bagi warga kurang mampu. Semoga ke depan semakin banyak dukungan agar gerakan seperti ini bisa dicontoh,” ucapnya.
Kegiatan di Tuban ini ditutup dengan seminar dan diskusi tentang peran Pramuka dalam memperkuat empat pilar kebangsaan. Dari sekadar berkemah, Pramuka Jatim membuktikan diri sebagai agen perubahan yang menjawab krisis kepedulian dengan kerja nyata.
Baca Juga: Mengenang Peristiwa 19 September 1945, Perobekan Bendera di Hotel Yamato