Suara.com - Tahun 2025 diprediksi menjadi masa penuh inovasi di industri kuliner. Dari bahan unik hingga pengaruh budaya global, sejumlah tren baru siap mengubah cara masyarakat menikmati makanan.
Dilansir dari TouchBistro dan National Geographic, berikut ada beberapa tren makanan yang diprediksi bakal populer dan jadi tren di tahun 2025.
Tren ini mencerminkan perubahan selera konsumen sekaligus meningkatnya kesadaran terhadap kesehatan dan keberlanjutan.
1. Tamarind : Rasa Tahun Ini

Tamarind, buah dengan cita rasa manis dan asam, akan meroket popularitasnya. Dikenal sebagai "rasa tahun ini" oleh McCormick & Company, tamarind bisa diterapkan dalam berbagai hidangan, seperti ayam panggang tamarind dan mocktail nanas-tamarind.
2. Jamur Sebagai Alternatif Daging

Jamur kini menjadi pusat perhatian sebagai alternatif daging dalam masakan nabati. Varietas seperti jamur king oyster semakin populer, digunakan untuk membuat hidangan seperti scallop jamur dan burger jamur. Peningkatan penjualan jamur spesial hingga 63% antara 2012 dan 2023 menunjukkan tren ini semakin kuat.
Selain itu, dewan melaporkan bahwa penjualan jamur khusus telah melonjak 63% antara tahun 2012 dan 2023. Jadi, jenis jamur apa saja yang tersedia?
"Jamur tiram raja sedang merajai," menurut National Geographic. Para koki menggunakan jamur bertangkai tebal ini untuk membuat kerang jamur, cumi-cumi, sayap ayam, dan banyak lagi – semuanya dengan jamur ini sebagai pengganti daging.
3. Nostalgia Kuliner: Favorit Lama Kembali
Makanan yang mengingatkan pada masa kecil akan kembali mendominasi. Hidangan seperti hash browns yang dipadukan dengan bahan mewah dan mini dessert akan menjadi tren.
Ini memberikan kesempatan bagi restoran untuk menghidupkan kembali kenangan manis dengan sentuhan modern.
Baca Juga: Kenaikan Harga Bahan Pokok Terus Tinggi, Kelas Menengah Banyak Kesulitan Bayar
4. Rasa Floral Yang Semakin Populer

Flora seperti lavender dan chamomile akan menjadi tambahan menarik di menu. Dengan semakin banyaknya konsumen yang mencari cita rasa floral, restoran dapat menawarkan teh floral atau koktail dengan sentuhan bunga untuk menarik pelanggan.
5. Sandwich Dengan Sentuhan Internasional

Sandwich yang menggabungkan elemen internasional akan menjadi favorit baru. Dari grilled cheese dengan truffle hitam hingga choripan Argentina, variasi ini memberikan pengalaman baru bagi pecinta makanan. Sandwich internasional siap merebut hati para pengunjung.
6. Kembali Ke Eropa

Setelah beberapa tahun fokus pada masakan Asia dan Latin, makanan Eropa kini kembali menjadi sorotan.
Restoran Italia dan Prancis dengan sentuhan modern menawarkan hidangan yang lebih berani dan kreatif, dari makanan laut Mediterania hingga fusion Inggris-India.
7. Alternatif Susu Menarik

Minuman berbasis susu nabati, seperti susu oat dan macadamia, akan semakin populer. Dengan pertumbuhan pesat dalam penjualan susu nabati, restoran dapat memanfaatkan tren ini dengan menambahkan pancake susu oat atau mayones vegan berbasis susu kedelai ke dalam menu mereka.
8. Seacuterie Menggantikan Charcuterie
Konsep seacuterie, yang menampilkan berbagai jenis makanan laut, akan menggantikan charcuterie. Piring seacuterie dengan ikan mentah, udang, dan saus rumah menawarkan pengalaman baru yang menarik bagi pecinta makanan laut.
9. Kue dengan Rasa "Swicy"
Kue-kue dengan kombinasi rasa manis dan pedas, atau "swicy" akan menjadi tren. Konsumen semakin mencari kue dengan profil rasa baru, seperti mangga habanero atau madu chipotle, menambah variasi menarik di menu dessert.
10. Kesadaran Terhadap Sumber Bahan Makanan
Semakin banyak konsumen yang peduli tentang keberlanjutan dan asal usul bahan makanan. Restoran akan lebih selektif dalam memilih pemasok yang mendukung praktik berkelanjutan.
Menu yang mencantumkan informasi tentang bahan-bahan, seperti "grass-fed" atau "free range," akan menjadi lebih umum.
Dengan memanfaatkan tren-tren ini, restoran dapat tetap relevan dan menarik bagi pelanggan di tahun 2025.
Namun, penting untuk mempertimbangkan apakah setiap tren sesuai dengan identitas dan target pasar restoran masing-masing.
Kontributor : Laili Nur Fajar Firdayanti