Profil Rafi Catur, Santri Ponpes Al Khoziny yang Ditemukan Meninggal dalan Keadaan Sujud

Husna Rahmayunita Suara.Com
Jum'at, 03 Oktober 2025 | 09:45 WIB
Profil Rafi Catur, Santri Ponpes Al Khoziny yang Ditemukan Meninggal dalan Keadaan Sujud
Tim SAR gabungan berusaha mengevakuasi korban reruntuhan bangunan di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. [Kantor SAR Kelas A Surabaya]

Suara.com - Tragedi yang mengguncang Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, pada akhir September 2025 lalu menyisakan duka mendalam bagi seluruh masyarakat.

Di balik reruntuhan bangunan 4 lantai yang ambruk, terdapat kisah mengharukan yang menyentuh hati banyak orang.

Tim SAR menemukan seorang santri dalam kondisi yang sangat istimewa yakni meninggal dunia dalam posisi sujud. Santri itu diketahui bernama Rafi Catur Okta Mulya, seorang remaja berusia 17 tahun.

Simak profil Rafi Catur, santri Al Khoziny yang ditemukan meninggal dalam posisi sujud berikut ini.

Profil Rafi Catur

Bangunan Ponpes Al-khoziny Sidoarjo yang ambruk, Senin (29/9/2025). [Basarnas Surabaya]
Bangunan Ponpes Al-khoziny Sidoarjo yang ambruk, Senin (29/9/2025). [Basarnas Surabaya]

Rafi Catur Okta Mulya adalah santri Pondok Pesantren Al Khoziny yang berasal dari Surabaya.

Menurut data identifikasi, dia merupakan warga Jalan Putat Jaya Sekolahan 2/42, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan. Setelah berhasil diidentifikasi melalui sidik jari, gigi, dan data medis, jenazahnya dimakamkan di Jember.

Keberadaan Rafi Catur di bawah reruntuhan menjadi salah satu fokus utama tim SAR, terutama karena posisinya yang berdekatan dengan Syehlendra Haical Raka Aditya atau yang akrab disapa Haikal, seorang santri berusia 13 tahun yang berhasil diselamatkan. Proses evakuasi keduanya sangat dramatis dan penuh tantangan.

Rafi Catur ditemukan dalam kondisi sujud, sebuah posisi yang sangat religius dan penuh makna, tepat di samping Haikal yang berhasil bertahan hidup.

Awalnya, tim SAR berencana mengevakuasi Haikal terlebih dahulu. Namun, karena posisi mereka yang sangat berdekatan, Rafi harus dievakuasi lebih dulu.

Baca Juga: Tinjau Langsung Ponpes Al Khoziny yang Ambruk, Begini Pesan Menag Nasaruddin Umar

Rafi Catur adalah korban ke-12 yang berhasil dievakuasi oleh Tim SAR. Dia ditemukan pada Kamis, 2 Oktober 2025, pukul 14.47 WIB.

Setelah Rafi berhasil diangkat, tim SAR kemudian melanjutkan evakuasi Haikal. Tak lama berselang pada pukul 15.22 WIB, Haikal berhasil dikeluarkan dalam kondisi selamat dan segera dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo untuk mendapatkan perawatan.

Menurut Kasubdit RPDO Basarnas Emi Freezer, ada 15 titik yang diduga terdapat korban reruntuhan, terbagi dalam 7 yang berstatus hitam dan sisanya merah.

Dia menyebut area tempat Rafi ditemukan masuk dalam kategori hitam yang berarti tidak ada tanda-tanda kehidupan. Sementara merah adalah korban masih bernapas dan dapat memberikan respons terhadap suara.

Kronologi Ponpes Al Khoziny Ambruk

Susasana Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang dipenuhi ambulans usai sebuah musala di dalam kompleks ponpes ambruk, Senin (29/9/2025) [Suara.com/ANTARA]
Susasana Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang dipenuhi ambulans usai sebuah musala di dalam kompleks ponpes ambruk, Senin (29/9/2025) [Suara.com/ANTARA]

Peristiwa pilu ini terjadi di musala 4 lantai Pondok Pesantren Al-Khoziny yang terletak di Desa Buduran, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur pada Senin, 29 September 2025 sekitar pukul 15.35 WIB. Musala ini merupakan salah satu bangunan utama dan pusat kegiatan ibadah bagi para santri.

Saat kejadian, musala sedang padat dengan aktivitas salat Ashar berjemaah, yang membuat jumlah korban terdampak menjadi signifikan. Ketika ambruk, para santri tengah melaksanakan salat Asar rakaat kedua. Tiba-tiba, bangunan pesantren ambruk sehingga menjebak puluhan santri di bawah puing-puing.

Total korban yang dilaporkan mencapai 108 orang, dengan 5 di antaranya meninggal dunia dan 103 lainnya berhasil selamat. Tim SAR gabungan pun bekerja tanpa henti untuk mengevakuasi korban yang masih terjebak.

Peristiwa ambruknya musala Ponpes Al Khoziny terjadi dengan cepat dan mengejutkan. Sebelum bangunan runtuh, beberapa santri sempat merasakan adanya goyangan pada struktur musala.

Puluhan ambulans segera dikerahkan ke lokasi untuk mengevakuasi santri yang terluka. Petugas dari kepolisian dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga langsung tiba di lokasi kejadian.

Basarnas mengerahkan personel SAR terbaiknya dibantu tim petugas gabungan lainnya untuk mencari dan menolong santri yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan.

Kontributor : Trias Rohmadoni

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI