-
Bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo runtuh akibat kegagalan struktur.
-
Mayoritas pesantren dibangun swadaya, seringkali abaikan standar konstruksi ideal.
-
Negara dinilai abai dan tidak hadir dalam pembangunan infrastruktur pesantren.
Suara.com - Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhammad Khozin merespons soal ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim).
Dia menilai peristiwa gedung pondok pesantren yang ambruk itu disebabkan oleh konstruksi bangunan yang tidak ideal.
"Bahwa kemudian itu tidak ideal secara konstruksi, mayoritas pesantren itu swadaya, mayoritas pesantren itu hasil kecekran ya, ibaratkan jariyah dari wali santri, jariyah dari masyarakat, dari donator untuk membangun itu," kata Khozin di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta Pusat, Kamis (2/10/2025).
Terlebih, analisis Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menunjukkan penyebab ambruknya bangunan di Ponpes Al Khoziny dipicu kegagalan struktur bangunan.
Lebih lanjut, Khozin menegaskan kejadian ini harus bisa menjadi bahan refleksi bagi negara agar selalu hadir dalam setiap aspek di tengah masyarakat.
"Negara harus menjadikan momentum ini, bahwa perjalanan pesantren yang panjang itu tidak berbanding lurus dengan kehadiran negara dalam setiap pembangunan di pesantren," katanya.
Bangunan pondok Pesantren Al-Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk pada Senin (29/9/2025) sore ketika ratusan santri tengah melaksanakan shalat berjamaah di musala lantai bawah.
"Informasi dari laporan yang didapatkan petugas (bagaimana) kejadian ini bermula," kata Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Edy Prakoso di Jakarta, Senin malam 29 September 2025.
Basarnas di Jawa Timur menerima laporan insiden terjadi sekitar pukul 15:35 WIB saat kegiatan pengecoran bangunan tengah berlangsung sejak pagi.
Baca Juga: Tragedi Al Khoziny Disorot Dunia, Media Asing Laporkan Kepanikan Orang Tua dan Penyelamatan Santri
“Diduga pondasi tidak kuat sehingga bangunan dari lantai empat runtuh hingga lantai dasar,” ujarnya menjelaskan laporan yang diterima Basarnas.
Terlepas dari situ, Edy memastikan bahwa dalam insiden ini Basarnas akan berusaha secara maksimal untuk menolong santri yang terjebak runtuhan bangunan dengan mengerahkan personel SAR berkemampuan terbaik dibantu tim petugas gabungan lainnya.
Sebagaimana keterangan dari salah satu santri kelas tujuh Madrasah Tsanawiyah (MTS) Al Khoziny bernama Wahid, bangunan musala pondok pesantren tersebut sempat bergoyang sebelum ambruk.
"Ketika masuk rakaat kedua bagian ujung musala ambruk, lalu merembet ke bagian lain gedung," kata Wahid.
![Anggota Komisi II DPR RI, Muhammad Khozin. [Suara.com/Dea]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/10/02/67515-anggota-komisi-ii-dpr-ri-muhammad-khozin.jpg)
Ia mengaku berhasil menyelamatkan diri dan mengajak santri lain untuk segera mengevakuasi diri.
Menurut pengakuannya, para santri yang sedang melaksanakan salat berjamaah tersebut berjumlah lebih dari 100 santri.