- Maia Estianty mengenang royalti Ring Back Tone (RBT) dari lagu Aku Pasti Kembali memungkinkannya membeli rumah.
- RBT adalah potongan musik pilihan yang didengar penelepon, bukan pemilik ponsel.
- Fitur ini sempat menjadi pendorong utama industri musik di awal 2000-an.
Lagu Aku Pasti Kembali yang ia ciptakan, dan kemudian dipopulerkan oleh Pasto, menjadi salah satu lagu yang paling banyak diunduh sebagai RBT.
Royalti yang mengalir dari setiap aktivasi RBT ini jumlahnya sangat signifikan, bahkan seperti yang Maia sampaikan, mampu mengantarkannya memiliki rumah.
Di era itu, RBT adalah salah satu motor penggerak utama industri musik. Pendapatan dari RBT bisa melampaui penjualan album fisik atau kaset.
Bagi banyak musisi dan label rekaman, RBT bukan hanya sekadar sarana promosi, tetapi juga sumber pemasukan yang sangat menggiurkan.
Popularitas sebuah lagu seringkali diukur dari seberapa banyak lagu tersebut diunduh sebagai RBT.
Ini menciptakan persaingan ketat di antara para musisi untuk menghasilkan lagu-lagu yang catchy agar diminati sebagai nada sambung pribadi.
Mengapa RBT Menghilang?
Seiring berjalannya waktu, sekitar awal hingga pertengahan tahun 2010-an, popularitas RBT mulai meredup. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pergeseran ini, seperti pergeseran ke smartphone dan internet.
Kedatangan smartphone dengan konektivitas internet yang semakin canggih mengubah cara orang mengonsumsi musik.
Baca Juga: OTW Jadi Mantu Maia Estianty, Pendidikan Syifa Hadju Tak Kalah Mentereng dari El Rumi
Platform streaming musik seperti Spotify, Apple Music, atau layanan lokal lainnya mulai menjamur, menawarkan jutaan lagu dengan biaya langganan yang relatif terjangkau.
Dengan mudahnya akses ke seluruh katalog musik dunia, kebutuhan untuk membayar per potongan lagu sebagai RBT menjadi kurang relevan.
Kemudian media sosial lebih menjadi sarana utama bagi musisi untuk berinteraksi dengan penggemar dan mempromosikan lagu.
Sehingga pendapatan bergeser ke digital streaming dan platform lain, sementara model RBT mulai terasa usang.