- Program JA SparktheDream memberi pelajar pemahaman praktis tentang pengelolaan uang dan perencanaan finansial sejak dini.
- Edukasi dilakukan lewat pelatihan interaktif, platform digital, dan proyek sosial agar siswa belajar menerapkan konsep keuangan di kehidupan nyata.
- Tujuannya menumbuhkan kesadaran finansial dan tanggung jawab sosial pada generasi muda secara menyenangkan dan aplikatif.
Hasil karya para peserta membuktikan bahwa literasi keuangan bisa dikemas dengan cara menyenangkan dan relevan.
Dari boardgame dan komik digital hingga aplikasi edukatif berbasis kecerdasan buatan, para siswa menghadirkan gagasan segar untuk membuat finansial menjadi bagian dari keseharian anak muda.
Beberapa ide menarik yang muncul antara lain:
- Akademi Investasi Mandiri (AIM) karya tim AIM dari Surabaya, aplikasi edukasi keuangan dengan fitur bimbingan AI dan simulasi investasi.
- Cardle dari tim Anak Libels Bogor, aplikasi yang menukar sampah plastik menjadi poin bernilai.
- Jelajah Arta dan Cashtopia dari tim PJ Radiate Tangerang Selatan, media pembelajaran interaktif dan permainan papan edukatif.
- Save and Grow dari tim Spensyora Denpasar, lembar kerja digital yang membuat kegiatan menabung menjadi seru.
Kreasi para siswa ini menunjukkan bahwa generasi muda mampu berpikir kritis, inovatif, dan sosial—keterampilan penting di era modern.
Membentuk Generasi yang Siap Finansial
Ketua Dewan Pengurus PJI, Pribadi Setiyanto, menegaskan bahwa program seperti ini membawa literasi keuangan ke tingkat yang lebih aplikatif.
“Lebih dari sekadar kemampuan mengatur uang, siswa belajar berpikir kritis, kreatif, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosialnya,” ungkapnya.
Tim pemenang nasional akan melangkah ke ajang JA SparktheDream Social Challenge Asia Pacific 2025, mewakili Indonesia di tingkat internasional.
Catatan prestasi gemilang Indonesia dalam dua tahun terakhir menjadi bukti bahwa generasi muda kita tak hanya paham finansial, tetapi juga mampu menjadi inspirasi di kawasan regional.
Baca Juga: Tren Baru Industri Kecantikan: Generasi Muda Dorong Brand Lebih Inklusif dan Autentik
Melalui program seperti ini, literasi keuangan bukan lagi sekadar wacana, tetapi gerakan nyata. Saat siswa belajar menabung, berinvestasi, atau mengelola uang dengan bijak, mereka sesungguhnya sedang membangun masa depan yang lebih kokoh—bagi diri sendiri, komunitas, dan bangsa.
Dengan dukungan kolaboratif antara lembaga keuangan, institusi pendidikan, dan pemerintah, inklusi keuangan bukan hanya tentang akses terhadap produk finansial, tetapi juga tentang memberdayakan generasi untuk berpikir cerdas, berbuat bijak, dan membawa perubahan positif.