Filosofi Pengantin di Secangkir Kopi: Kisah Unik di Balik Anak Daro dari Roemah Koffie

Dinda Rachmawati Suara.Com
Minggu, 02 November 2025 | 06:42 WIB
Filosofi Pengantin di Secangkir Kopi: Kisah Unik di Balik Anak Daro dari Roemah Koffie
Roemah Koffie Hadirkan Budaya Indonesia Lewat Kopi Filosofis Anak Daro (Dok. Istimewa)
Baca 10 detik
  • Roemah Koffie luncurkan Anak Daro, kopi berfilosofi perempuan Minangkabau.
  • Anak Daro simbol awal perjalanan dan penghargaan terhadap nilai budaya.
  • Roemah Koffie ajak publik rayakan kopi Indonesia dengan makna dan tujuan.

Suara.com - Di tengah hiruk-pikuk Jakarta Coffee Week 2025, aroma kopi dari stan Roemah Koffie menarik perhatian banyak pengunjung. 

Namun, bukan sekadar aroma yang menggoda, melainkan cerita dan filosofi yang menyertainya, kisah tentang perempuan, budaya, dan akar Indonesia yang dituangkan dalam satu cangkir kopi bernama Anak Daro.

Lahir dari tanah vulkanik Kerinci, Jambi, wilayah yang menyimpan napas Minangkabau, Anak Daro bukan sekadar kopi baru. Ia adalah simbol. 

Nama “Anak Daro” sendiri diambil dari istilah adat Minang yang berarti pengantin perempuan, lambang dari awal perjalanan hidup yang baru, penuh kesadaran dan tanggung jawab. 

Filosofi ini menggambarkan sistem matrilineal Minangkabau, di mana perempuan menjadi penjaga nilai, keseimbangan, dan kehormatan keluarga. Bagi Roemah Koffie, Anak Daro adalah perwujudan dari nilai-nilai itu, lembut, kuat, dan berlapis. 

Rasa kopinya memadukan tasting notes mangga, stroberi, dan cokelat manis alami yang harmonis, seolah mewakili keseimbangan antara kehangatan dan ketegasan perempuan Indonesia.

CEO Roemah Koffie, Felix TJ, menjelaskan bahwa filosofi Anak Daro berakar dalam penghargaan terhadap perempuan sebagai sumber kehidupan dan nilai.

“Anak Daro itu cerita tentang awal perjalanan perempuan, karena mereka adalah penjaga nilai dan pencipta warisan. Bagi saya, perempuan itu luar biasa. Kalau tidak ada perempuan, tidak akan ada lelaki yang tangguh. Itulah kenapa nilai dan budaya yang kita jaga ini saya sebut ‘Anak Daro’,” jelasnya.

Filosofi itu turut tergambar pada kemasan kopi, sepasang pengantin menaiki tangga menuju buku terbuka dengan latar Gunung Kerinci dan suntiang emas Minangkabau. 

Baca Juga: Sensasi Ngopi Ekstrem di Gelas -86 Derajat: Pahit, Creamy, dan Lembut dalam Satu Tegukan

Sebuah visualisasi tentang kebanggaan dan keteguhan perempuan Indonesia, serta perpaduan indah antara adat dan alam.

Melalui peluncuran Anak Daro, Roemah Koffie menegaskan tema besar mereka tahun ini: “The Beginning of Purposeful Journey.” 

Sebuah ajakan untuk memaknai kopi bukan hanya sebagai minuman, melainkan perjalanan penuh tujuan yang menyatukan culture, craft, dan community.

“Roemah Koffie selalu berangkat dari akar, dari petani, tanah, hingga budaya yang menumbuhkan kopi itu sendiri. Anak Daro menjadi simbol awal dari perjalanan yang bermakna, tentang bagaimana kopi Indonesia tumbuh dari nilai, bukan sekadar rasa,” ucapnya.

Kopi, Budaya, dan Tanggung Jawab Sosial

Komitmen Roemah Koffie untuk menjaga ekosistem kopi Indonesia tidak berhenti di cita rasa. Melalui program sosial bertajuk “Seribu Sarjana Pertanian.” 

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI