Profil Gusti Purbaya dan Jalan Terjalnya, Putra Mahkota Keraton Solo Pasca Pakubuwono XIII Wafat

Rifan Aditya Suara.Com
Senin, 03 November 2025 | 18:36 WIB
Profil Gusti Purbaya dan Jalan Terjalnya, Putra Mahkota Keraton Solo Pasca Pakubuwono XIII Wafat
KGPAA Hamangkunegoro atau Gusti Purbaya (ig/kraton_solo)
Baca 10 detik
  • Gusti Purbaya menjadi kandidat utama penerus takhta Keraton Surakarta setelah wafatnya Pakubuwono XIII.
  • Sosoknya yang muda dibayangi kontroversi, seperti unggahan viral dan dugaan kasus tabrak lari.
  • Ia kini memikul beban untuk menyatukan keraton dan membawa tradisi menghadapi tantangan zaman modern.

Pihak Keraton Surakarta segera memberikan klarifikasi. Mereka menyatakan bahwa unggahan tersebut merupakan refleksi sejarah mengenai kondisi keraton di masa lalu dan bukan pernyataan politik yang menentang NKRI.

Kontroversi kedua terjadi pada Agustus 2023, ketika namanya terseret dalam kasus dugaan tabrak lari di kawasan Gladak, Surakarta.

Seorang pengendara motor dilaporkan menjadi korban dalam insiden tersebut. Kasus ini menambah catatan negatif dalam profilnya dan menimbulkan pertanyaan mengenai karakter dan tanggung jawabnya sebagai seorang figur publik dan calon raja.

Kedua insiden ini menjadi bayang-bayang yang akan terus mengikutinya. Di era digital di mana rekam jejak sulit dihapus, Gusti Purbaya harus bekerja ekstra keras untuk membuktikan kepantasannya memimpin takhta.

Penerus Takhta di Era Digital

Wafatnya Pakubuwono XIII secara otomatis menempatkan Gusti Purbaya di gerbang suksesi. Kini, ia dihadapkan pada tantangan yang jauh lebih besar dari sekadar kontroversi personal. Ia harus mampu:

  • Menyatukan Keluarga Keraton: Mengakhiri faksi-faksi dan konflik internal yang telah mengakar selama bertahun-tahun.
  • Menjembatani Tradisi dan Modernitas: Menjaga kelestarian adat dan budaya keraton sambil membuatnya tetap relevan bagi generasi muda dan dunia modern.
  • Memulihkan Citra Keraton: Mengembalikan wibawa dan kehormatan Keraton Surakarta di mata publik nasional maupun internasional.
  • Membangun Hubungan Harmonis: Menjalin komunikasi yang baik dengan pemerintah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan.

Gusti Purbaya adalah representasi generasi milenial yang tumbuh di tengah kemudahan teknologi. Ini bisa menjadi kekuatan, tetapi juga kelemahan.

Kemampuannya menggunakan media sosial dapat menjadi alat yang efektif untuk berkomunikasi dan mempromosikan budaya keraton. Namun, seperti yang telah terjadi, kecerobohan di dunia maya bisa berakibat fatal bagi citranya.

Kepergian Pakubuwono XIII bukan hanya akhir dari sebuah era, tetapi juga awal dari sebuah ujian besar bagi Gusti Purbaya.

Masyarakat menanti apakah ia mampu melampaui kontroversi masa lalunya dan membuktikan diri sebagai pemimpin yang bijaksana, bertanggung jawab, dan mampu membawa Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menuju masa depan yang lebih cerah.

Baca Juga: Momen Jokowi Beri Penghormatan Terakhir pada PB XIII di Keraton Solo

Takhta kini menanti, di tengah duka dan harapan besar yang digantungkan di pundaknya.

Bagaimana pendapat Anda tentang masa depan Keraton Surakarta di bawah kepemimpinan generasi muda seperti Gusti Purbaya? Bagikan pandangan Anda di kolom komentar di bawah ini!

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI