Tugas pertamanya adalah merebut kembali Radio Republik Indonesia (RRI) dan gedung telekomunikasi.
Pasukan RPKAD di bawah komando Sarwo Edhie berhasil merebut kembali RRI dan gedung telekomunikasi pada pukul 19.00 WIB, 1 Oktober 1965 dengan sigap.
Keberhasilan RPKAD menguasai RRI berhasil menghentikan siaran propaganda G30S dan memungkinkan pemerintah melalui Soeharto untuk mengumumkan pemulihan keamanan.
Tak cukup di situ, ia juga dikirim untuk menguasai pangkalan udara Halim Perdanakusuma.
Ia memimpin langsung operasi penumpasan di Jakarta dan Jawa Tengah, serta melatih masyarakat sipil anti-PKI untuk membantu militer.
Mengutip catatan sejarah berjudul Testimoni Letjen Sarwo Edhie Menumpas G30S: Pengkhianatan PKI, ia melatih dan mempersenjatai masyarakat sipil yang anti-PKI (seperti organisasi kepemudaan dan keagamaan) sebagai ujung tombak operasi penumpasan di daerah.
Perjalanan karier mentereng
Berikut riwayat karier Sarwo Edhie baik di dalam maupun luar tubuh militer.
- 1945—1951: Komandan Batalion di Divisi Diponegoro.
- 1951—1953: Komandan Resimen Divisi Diponegoro.
- 1959—1961: Wakil Komandan Resimen di Akademi Militer Nasional (AMN).
- 1962—1964: Kepala Staf Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD).
- 1964—1967: Komandan RPKAD (unit pasukan khusus yang kelak menjadi Kopassus),
- 1967—1968: Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) II/Bukit Barisan di Sumatera.
- 1968—1970: Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVII/Cenderawasih (saat ini Papua),
- 1970—1974: Gubernur Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) di Magelang,
- 1974—1976/1978: Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan di Seoul (periode masa jabatan berbeda-beda dalam sumber),
- Ketua BP-7 Pusat (Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila),
- Adapun di akhir kariernya, ia juga menjadi Anggota DPR/MPR RI.
Akhir hayat Sarwo Edhie
Baca Juga: Mengenal Marsinah, Aktivis Buruh yang Terima Gelar Pahlawan Nasional Bebarengan dengan Soeharto
Sarwo Edhie wafat pada 9 November 1989 di Jakarta dan dimakamkan di Pangenjurutengah, Purworejo, Jawa Tengah.
Pangkat Terakhir yang disandangnya adalah Letnan Jenderal TNI.
Kontributor : Armand Ilham