Mengenal Tren Divorce Cake, Simbol Transisi dari Duka Jadi Perayaan

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Sabtu, 15 November 2025 | 14:52 WIB
Mengenal Tren Divorce Cake, Simbol Transisi dari Duka Jadi Perayaan
Tasya Farasya unggah divorce cake. (Instagram)

Suara.com - Keputusan Tasya Farasya untuk mengunggah potret divorce cake setelah resmi bercerai pada 12 November 2025 langsung menggemparkan warganet.

Alih-alih membuat pernyataan panjang atau klarifikasi emosional, sang beauty content creator justru memilih cara yang tak terduga yaitu dengan memperlihatkan sebuah kue dengan tulisan simbolis yang menandai babak baru hidupnya. 

Unggahan itu segera memantik perhatian pengikut sosial medianya, bukan hanya karena perceraian Tasya, tetapi karena pilihan cara merayakan perpisahan dengan kue. Itu masih belum familiar bagi masyarakat Indonesia. 

Selama ini, kue identik dengan perayaan penuh sukacita seperti ulang tahun, pernikahan, atau kelahiran. Namun tren budaya pop beberapa tahun terakhir menunjukkan pergeseran makna.

Kue tak lagi sekadar pelengkap kebahagiaan, tetapi juga menjadi media ekspresi untuk melewati masa-masa sulit, termasuk perceraian. Inilah yang melahirkan fenomena divorce cake, kue yang dibuat khusus untuk seseorang yang baru mengakhiri pernikahan.

Buat yang belum tahu asal usul divorce cake, simak ringkasan penjelasannya di bawah ini. 

Asal Usul Divorce Cake (freepik)
Asal-usul Divorce Cake (freepik)

Asal-usul Divorce Cake

Divorce cake sendiri bukanlah sekadar kue berdesain unik. Ia adalah simbol transisi emosional dan psikologis.

Tren ini pertama kali muncul di Amerika Serikat pada awal 2000-an, ketika budaya celebration of self dan self-empowerment mulai berkembang.

Baca Juga: Maraknya Perceraian, dr. Aisah Dahlan Ungkap Pemicu dan Cara Menghindarinya

Orang-orang yang bercerai mulai merayakan kebebasan dan identitas baru mereka dengan pesta kecil, termasuk memesan kue khusus bertema “single again”.

Pada masa itu, muncul berbagai desain kue kreatif, mulai dari figur pengantin yang “terbelah”, tulisan seperti “I do, I did, I’m done”, hingga dekorasi yang menggambarkan kebangkitan diri.

Media sosial kemudian mempopulerkan tren ini lebih jauh. Kini, divorce cake telah menjadi bagian dari budaya global, hadir dalam perayaan pribadi maupun unggahan media sosial para selebritas.

Meski terlihat sederhana, divorce cake memuat makna emosional yang cukup mendalam. Misalnya sebagai bentuk penerimaan atas perubahan status. 

Seperti yang diketahui, perceraian menimbulkan mix feeling. Ada sedih, lega, takut, marah, atau bahkan bahagia.

Dengan membeli atau membuat divorce cake, seseorang memberi ruang bagi dirinya untuk mengakui dan “menyelesaikan” fase tersebut. Kue menjadi simbol bahwa babak sulit itu telah dilewati.

Lalu, seperti halnya pesta kelulusan atau pesta pensiun, divorce cake berfungsi sebagai ritual transisi. Ia menandai berakhirnya satu fase besar sekaligus awal dari kehidupan baru yang lebih mandiri. Banyak orang menggunakan momen ini untuk merayakan kembalinya kebebasan, menemukan identitas diri, atau memulai lembaran baru.

Beberapa kue juga dibuat dengan tulisan atau desain yang menegaskan identitas baru seseorang. Tulisan seperti “Officially Unmarried” atau “Back to Me” menunjukkan bahwa individu tersebut telah siap menjalani hidup dengan perspektif baru.

Tren Global yang Mulai Masuk ke Indonesia

Seperti yang dijelaskan di atas, fenomena divorce cake sebenarnya sudah lama berkembang di Barat, namun baru beberapa tahun terakhir merembet ke berbagai negara Asia, termasuk Indonesia.

Meski masyarakat Indonesia memiliki pandangan yang lebih konservatif terhadap perceraian, tren ini tetap menemukan ruangnya, terutama di kalangan generasi muda yang lebih terbuka terhadap ekspresi personal.

Kasus Tasya Farasya menjadi salah satu contoh paling mencolok. Ia mengunggah kue berwarna ungu dengan tulisan “Official Unmarried”, yang langsung menjadi sorotan publik. Sebagian warganet memuji langkah tersebut sebagai bentuk self-healing yang kreatif dan empowering.

Mereka menilai Tasya berhasil menunjukkan bahwa perceraian bukan akhir dari segalanya, melainkan momen yang bisa dirayakan dengan cara positif.

Demikian itu penjelasan soal asal usul divorce cake. Divorce cake ini kemungkinan besar akan jadi tren yang terus berkembang, karena selain perubahan cara pandang masyarakat terhadap pernikahan dan perceraian, muncul pula faktor bisnis. 

Kontributor : Mutaya Saroh

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI