- Industri properti kini bergerak mengikuti pola konsumsi generasi muda yang lebih visual, digital, dan mengutamakan pengalaman.
- Pendekatan kreatif lewat media sosial, storytelling, dan teknologi jadi kunci untuk memenangkan perhatian calon pembeli.
- Dari tren ini terlihat bahwa pemasaran properti bukan lagi sekadar menawarkan hunian, tetapi membangun koneksi dan kepercayaan lewat pengalaman yang relevan.
Suara.com - Cara anak muda memilih rumah kini berubah. Mereka tak lagi hanya mengandalkan brosur dan open house; karena kini keputusan banyak bermula dari layar ponsel. Mulai dari video review, virtual tour, sampai insight pasar dalam format konten pendek, semuanya menjadi bagian dari perjalanan membeli rumah.
Fenomena inilah yang membuat strategi pemasaran digital menjadi kunci. Di era ketika konsumen menuntut transparansi sekaligus kenyamanan, brand yang mampu menyajikan informasi secara cepat, jujur, dan mudah dipahami akan melaju lebih kencang dari kompetitornya.
Winfield: Studi Kasus Sukses Agen Properti Digital

Nama Winfield mencuri perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Bukan hanya karena prestasi yang diraih—seperti AREBI Awards 2025 Kategori Best Office ICON dan predikat Top Partner KPR BCA Rumah Primary Skala Nasional—tetapi karena gaya bermainnya yang berbeda dari kebanyakan agen properti konvensional.
Pendekatan Winfield cukup sederhana: memahami pola konsumsi digital masyarakat dan menjadikannya dasar strategi. Mulai dari konten kreatif, digital marketing yang agresif, hingga penggunaan AI untuk analisis pasar dan manajemen leads.
“Kami percaya konsumen sekarang butuh kejelasan dan kecepatan. Informasi harus langsung ke poinnya, mudah diakses, dan dikemas dengan cara yang relevan bagi mereka,” ujar Leon Chen, Founder & Owner Winfield Real Estate Agency.
Buat Leon, inovasi bukan sekadar gimmick pemasaran. Ia menyebut bahwa transformasi digital adalah standar baru yang harus diadopsi setiap pelaku industri jika ingin bertahan dalam jangka panjang.
Konsumen Muda Tak Lagi Cari Agen, Mereka Cari Partner
Selain pendekatan digital, Winfield juga menerapkan gaya komunikasi yang lebih personal.
Baca Juga: Wamenbud Hadir di Bangkit Fest: Dorong Kolaborasi Lintas Sektor buat Angkat Optimisme Anak Muda
Alih-alih hanya mendorong penjualan, tim mereka aktif memberi panduan, menjelaskan risiko, dan membedah karakteristik proyek—sebuah nilai tambah yang jarang dilakukan agen lain.
“Pada akhirnya, konsumen ingin ditemani, bukan sekadar ditawari,” ujar Leon.
Pendekatan ini membawa Winfield memperluas jangkauan dari Jabodetabek hingga merambah pasar Bali—salah satu hotspot properti paling kompetitif di Indonesia.
Di tengah dunia real estate yang berubah cepat, kisah Winfield menunjukkan satu hal: bahwa adaptasi, kreativitas, dan kedekatan dengan konsumen adalah kunci untuk tetap relevan. Dan selama brand mampu menggabungkan ketiganya, peluang untuk tumbuh selalu terbuka lebar.