6 Penyebab Kanker Otak, Penyakit yang Sempat Diderita Epy Kusnandar Sebelum Meninggal Dunia

Rabu, 03 Desember 2025 | 19:00 WIB
6 Penyebab Kanker Otak, Penyakit yang Sempat Diderita Epy Kusnandar Sebelum Meninggal Dunia
Epy Kusnandar saat menghadiri press screening dan gala premiere film Selepas Tahlil di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta, Minggu, 6 Juli 2025. [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]
Baca 10 detik
  • Aktor senior Epy Kusnandar meninggal dunia pada Rabu, 3 Desember 2025, yang dikabarkan sang istri melalui Instagram.
  • Kematian aktor tersebut memicu sorotan publik terhadap riwayat kesehatannya, terutama kanker otak yang pernah dideritanya.
  • Artikel ini menguraikan enam faktor risiko utama kanker otak, mencakup genetik, paparan radiasi tinggi, dan gaya hidup tidak sehat.

Suara.com - Kabar duka menyelimuti dunia hiburan Tanah Air, aktor senior Epy Kusnandar meninggal dunia pada Rabu (3/12/2025) sekitar pukul 14.24 WIB.

Kabar kepergian Epy Kusnandar disampaikan langsung oleh sang istri, Karina Ranau, melalui unggahan di Instagram pribadinya.

Kabar ini sontak membuat publik terkejut hingga kata kunci "Epy Kusnandar meninggal sakit apa?" merajai Google Trend.

Meski belum ada konfirmasi resmi mengenai penyebab kematiannya, riwayat kesehatan sang aktor kembali menjadi sorotan.

Epy Kusnandar diketahui pernah divonis mengidap kanker otak stadium akhir pada tahun 2011 silam, meski sempat dinyatakan sembuh.

Berkaca dari riwayat penyakit yang pernah diderita Epy Kusnandar, penting bagi masyarakat untuk mewaspadai pemicu penyakit mematikan ini.

Penampilan Epy Kusnandar di film Selepas Tahlil. [Bion Studios]
Penampilan Epy Kusnandar di film Selepas Tahlil. [Bion Studios]

Sebenarnya, penyebab pasti kanker otak memang belum diketahui secara mutlak. Namun, terdapat perubahan genetik pada sel otak yang memicu pertumbuhan abnormal.

Berikut adalah 6 faktor risiko utama penyebab kanker otak yang perlu diwaspadai:

1. Faktor Genetik dan Riwayat Keluarga

Baca Juga: 5 Rekomendasi Gudeg dengan Cita Rasa Gurih di Jogja, Cocok untuk yang Tak Terlalu Suka Manis

Seseorang yang memiliki riwayat kanker dalam keluarga memiliki risiko lebih tinggi.

Kelainan genetik tertentu yang diturunkan, seperti sindrom Li-Fraumeni, Neurofibromatosis, sindrom Gorlin, atau tuberous sclerosis, dapat meningkatkan kerentanan seseorang terhadap kanker otak.

2. Paparan Radiasi Tinggi

Paparan radiasi dosis tinggi, seperti dari bom atom, nuklir, atau terapi radiasi (radioterapi) di bagian kepala untuk pengobatan kanker sebelumnya adalah faktor risiko yang valid.

Umumnya, sel tumor akibat radiasi baru berkembang 10–15 tahun setelah terpapar.

ilustrasi kanker otak (pixabay/gerd altmann)
ilustrasi kanker otak (pixabay/gerd altmann)

Perlu dicatat, radiasi dari pemeriksaan medis standar (seperti Rontgen atau CT Scan) maupun radiasi HP sejauh ini dianggap belum cukup tinggi untuk menjadi penyebab langsung kanker otak.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI