- EEHV adalah virus herpes yang menyerang anak gajah.
- Virus ini bisa menyebabkan penyakit hemorragik akut dan kematian dalam 24 jam.
- Belum ada vaksin resmi, tapi isolasi gajah sakit dan antiviral agents dapat membantu meringankan gejala.
Suara.com - Balai Taman Nasional Tesso Nilo (BTNTN) baru-baru ini mengumumkan kabar duka bahwa anak gajah bernama Kalistha Lestari atau yang akrab dipanggil Tari, meninggal dunia pada 10 September 2025.
Beberapa hari kemudian, melalui akun Instagram resmi BTNTN, diumumkan bahwa penyebab kematian Tari adalah infeksi Elephant Endotheliotropic Herpes Virus (EEHV) atau virus herpes gajah.
Sebelumnya, pada 2023, anak gajah dari induk yang sama bernama Ryu juga meninggal akibat dugaan infeksi virus yang sama. Lantas, apa sebenarnya EEHV dan mengapa virus ini sangat berbahaya?
![Gajah sumatera bernama Tari yang ditemukan mati di Taman Nasional Tesso Nilo [ANTARA/Ho-Balai TNTN]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/10/51111-anak-gajah-mati-di-tntn.jpg)
Mengenal EEHV
Melansir dari jurnal World Organisation for Animal Health (WOAH), EEHV adalah virus DNA untai ganda yang termasuk dalam keluarga Herpesviridae, subfamili Betaherpesvirinae, genus Proboscivirus, dan spesies Elephantid betaherpesvirus.
Virus ini dikenal menyebabkan penyakit hemorrhagic akut yang mematikan pada anak gajah Asia maupun Afrika, baik yang hidup di alam liar maupun dalam penangkaran.
Jika infeksi EEHV berlangsung parah, kematian dapat terjadi dalam 24 jam. Mengingat gajah Asia termasuk spesies yang terancam punah, EEHV menjadi ancaman serius bagi upaya konservasi.
Genotipe EEHV dan Spesies Target
EEHV memiliki delapan genotipe berbeda (EEHV1 hingga EEHV6), dengan tingkat keganasan yang bervariasi. Beberapa genotipe menunjukkan preferensi spesies tertentu, antara lain sebagai berikut.
- EEHV1, EEHV1A, EEHV1B: Gajah Asia
- EEHV2, EEHV6: Gajah Afrika
- EEHV3: Gajah Asia dan Afrika
- EEHV4, EEHV5: Gajah Asia
Virus ini telah dilaporkan menyerang anak gajah di Amerika Utara, Eropa, Afrika, dan Asia, termasuk negara seperti India, Thailand, Myanmar, dan Kamboja.
Cara Penularan EEHV
Penularan EEHV terjadi melalui beberapa jalur, antara lain sebagai berikut.
Baca Juga: Benteng Terakhir yang Terkoyak: Konflik Manusia dan Negara di Jantung Tesso Nilo
- Kontak langsung dengan cairan tubuh gajah yang terinfeksi, seperti air liur atau cairan dari luka kulit.
- Inhalasi aerosol dari gajah yang terinfeksi.
Peran penularan tidak langsung melalui benda atau fomites belum sepenuhnya ditentukan. Perlu dicatat, virus ini tidak menular ke manusia dan tidak menimbulkan risiko kesehatan publik.
Pencegahan dan Penanganan
Saat ini, belum tersedia vaksin atau pengobatan resmi untuk EEHV. Namun, beberapa langkah dapat dilakukan sebagai berikut.
Protokol Saniter
- Isolasi gajah yang sakit (jika berada di penangkaran) hingga gejala klinis mereda.
- Anak gajah sebaiknya tidak dipisahkan dari induknya kecuali untuk perawatan sementara.
Protokol Medis
- Penggunaan antiviral agents seperti famciclovir atau ganciclovir dapat membantu meringankan gejala pada beberapa kasus.
Dampak EEHV
Meskipun EEHV sangat mematikan bagi anak gajah, virus ini tidak menular ke manusia. Artinya, EEHV tidak menimbulkan risiko kesehatan publik dan tidak termasuk penyakit zoonotik.
Sedangkan untuk sektor pertanian atau hewan ternak lain, dampak EEHV belum sepenuhnya diketahui. Peneliti masih meneliti kemungkinan interaksi virus ini dengan ekosistem dan hewan lain di sekitarnya.