Suara.com - Menjelang pergantian tahun merupakan pertanda juga bagi umat Islam untuk segera menyambut Ramadan. Karenanya pertanyaan berapa hari lagi Ramadan 2026 mulai sering muncul.
Bukan tanpa alasan, bulan suci selalu menghadirkan suasana yang berbeda, puasa selama satu bulan penuh menghadirkan hal-hal yang tidak biasanya ada, seperti menu hidangan spesial ramadhan seperti kolak. Ritme hidup juga terasa berbeda, seperti bangun untuk sahur, berbuka puasa, kemudian tarawih.
Ada persiapan ibadah yang tidak ada di hari-hari lain, sehingga Ramadan menjadi momen yang terasa berbeda.
Disusul dengan agenda mudik, sampai urusan cuti kerja, semuanya berkaitan dengan satu tanggal penting yakni awal puasa Ramadan.
Karenanya pertanyaan berapa hari lagi Ramadan 2026 pun menjadi bagian dari pertanyaan sehari-hari.
Apalagi, berdasarkan berbagai perhitungan kalender Hijriah dan data astronomi, awal Ramadan 1447 H diperkirakan jatuh pada Februari 2026.
Ini artinya awal puasa Ramadan akan tiba lebih cepat daripada tahun sebelumnya.
Meski begitu, seperti tahun-tahun sebelumnya, tanggal pasti tetap menunggu keputusan resmi pemerintah melalui sidang isbat. Artinya, semua tanggal yang beredar saat ini masih bersifat prediksi.
Perkiraan Awal Puasa Ramadan 2026

Kalender Hijriah menggunakan peredaran bulan sebagai dasar penanggalan. Karena satu tahun Hijriah hanya sekitar 354 hari, awal Ramadan selalu maju sekitar 10–12 hari setiap tahun Masehi.
Baca Juga: Bolehkah Membayar Hutang Puasa Orang Tua yang Sudah Meninggal? Ini Penjelasan Lengkapnya
Itulah sebabnya Ramadan 2026 diperkirakan datang lebih awal dibanding Ramadan 2025.
Mengacu pada Kalender Hijriah Indonesia 2026, 1 Ramadan 1447 H diperkirakan jatuh pada Kamis, 19 Februari 2026. Jika hitungan ini digunakan, maka per 19 Oktober 2025, Ramadan akan tiba dalam 123 hari lagi.
Sementara itu, menurut perhitungan hisab hakiki yang digunakan Muhammadiyah dengan pendekatan Kalender Hijriah Global Tunggal, awal Ramadan 1447 H diprediksi jatuh Rabu, 18 Februari 2026.
Dengan acuan ini, hitung mundur menuju Ramadan menjadi 122 hari lagi dari tanggal yang sama.
Perbedaan awal Ramadan biasanya muncul karena metode penentuan yang digunakan. Pemerintah menetapkan awal bulan Hijriah berdasarkan rukyatul hilal, yaitu pengamatan langsung bulan sabit pertama di berbagai titik pengamatan. Hasil rukyat inilah yang kemudian dibahas dalam sidang isbat.
Di sisi lain, Muhammadiyah menggunakan metode hisab, yakni perhitungan astronomi tanpa menunggu hasil pengamatan langsung.