- Tingginya pengangguran lulusan tinggi (1,01 juta orang per Februari 2025) mendorong perlunya pengalaman praktis.
- Universitas Bakrie menerapkan pembelajaran berbasis pengalaman melalui proyek kampanye PR #KembaliKeDapur UAS.
- Proyek ini mengintegrasikan tiga mata kuliah serta melibatkan pendampingan praktisi industri untuk strategi aplikatif.
Suara.com - Di tengah persaingan kerja yang kian ketat dan tuntutan industri yang semakin kompleks, pengalaman praktis menjadi kunci agar mahasiswa lulusan perguruan tinggi mampu beradaptasi dan bersaing sejak hari pertama bekerja.
Realitas ini tercermin dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat jumlah pengangguran lulusan pendidikan tinggi—mulai dari diploma hingga doktoral—mencapai lebih dari 1,01 juta orang pada Februari 2025, tertinggi dalam empat tahun terakhir.
Angka tersebut menunjukkan adanya kesenjangan antara kompetensi lulusan dan kebutuhan dunia kerja, sekaligus menjadi alarm bagi institusi pendidikan untuk meninjau kembali metode pembelajaran yang diterapkan.
Merespons tantangan tersebut, Universitas Bakrie menguatkan pendekatan pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) melalui proyek akademik yang dirancang menyerupai praktik profesional di industri.
Salah satunya diwujudkan melalui kampanye Public Relations bertajuk #KembaliKeDapur, yang dijalankan mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi sebagai bagian dari Proyek Ujian Akhir Semester (UAS).
Alih-alih sekadar mengerjakan tugas berbasis teori, mahasiswa ditantang merancang dan mengeksekusi kampanye komunikasi secara utuh—mulai dari perumusan strategi, produksi konten, hingga pengelolaan komunikasi digital.
Proyek ini mengintegrasikan tiga mata kuliah sekaligus, yakni Relasi Media, Produksi Konten Visual, dan Cyber PR, sehingga mahasiswa terbiasa bekerja lintas keahlian sebagaimana praktik di dunia kerja.
Dosen pengampu mata kuliah, Octaviniant Aspary, menjelaskan bahwa model pembelajaran terintegrasi ini dirancang agar mahasiswa tidak mempelajari teori secara terpisah.
“Mahasiswa dilatih berpikir strategis dan memahami alur kerja kampanye secara menyeluruh, dari perencanaan hingga evaluasi. Ini mencerminkan realitas pekerjaan di industri komunikasi yang menuntut kolaborasi dan pemahaman lintas fungsi,” ujarnya, Sabtu (20/12/2025).
Baca Juga: 4 Rekomendasi Tote Bag Stylish untuk Ngantor dan ke Kampus, Harga Mulai Rp100 Ribuan
Penguatan pengalaman praktis juga dilakukan melalui keterlibatan langsung praktisi industri.
Dalam proyek ini, mahasiswa mendapatkan pendampingan dari profesional komunikasi yang membagikan insight berbasis pengalaman nyata di lapangan.
Pendekatan ini dinilai penting untuk menjembatani ekspektasi dunia akademik dan kebutuhan industri yang terus berubah.
Executive Account Director VERO Agency, Diah Andrini Dewi, menilai keterlibatan praktisi membantu mahasiswa memahami bahwa kreativitas harus berjalan seiring dengan strategi dan relevansi.
“Di industri, kampanye tidak cukup hanya menarik secara visual. Ia harus berbasis insight, memahami audiens, dan memiliki tujuan yang terukur. Melalui proyek seperti ini, mahasiswa belajar bagaimana teori diterjemahkan menjadi strategi yang aplikatif,” jelasnya.
Tema #KembaliKeDapur sendiri dipilih sebagai medium pembelajaran yang dekat dengan keseharian generasi muda.