Suara.com - Direktur Eksekutif lembaga Constitutional & Electoral Reform Centre Refly Harun menilai masyarakat Indonesia masih terjangkiti father syndrome. Artinya, mereka masih menganggap kalangan muda belum siap menjadi pemimpin bangsa.
"Padahal, sejarah pemimpin dunia ataupun Indonesia rata-rata umur 40 tahunan. Presiden Soekarno terpilih pada umur 44 tahun, Obama 46 tahun, dan Pak Soeharto 42 tahun," kata Refly di Jakarta, Sabtu (10/5/2014).
Secara pribadi, Refly menilai orang muda yang layak memimpin bangsa Indonesia ialah Anies Baswedan, salah satu peserta konvensi calon presiden yang diselenggarakan Partai Demokrat.
"Biarlah orang yang menilai, orang seperti ini muda tapi pendidikannya dan track record-nya juga baik akan diterima dengan baik," katanya.
Saat ini, kata Refly, masyarakat Indonesia hanya dihadapkan pada dua pilihan calon presiden, yakni Joko Widodo (PDI Perjuangan) dan Prabowo Subianto (Partai Gerindra). Dan pendukung masing-masing pendukung kandidat tidak bisa saling menerima.
"Faktanya, pendukung Prabowo tidak suka Jokowi, begitu juga sebaliknya," katanya.
Menurut Refly, apapun yang diomongkan oleh masing-masing kandidat presiden akan diamini oleh pendukungnya.
"Karena masyarakat tidak melihat lagi kejernihan, saya tidak suka A, maka saya pilih B, yang mengkhawatirkan orang tidak mau memilih," katanya.
Refly mengatakan seandainya muncul calon presiden alternatif, kemungkinan dapat memberikan perspektif yang baru kepada masyarakat Indonesia.