Suara.com - Pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, dalam Debat Capres-Cawapres perdana yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Senin (9/6/2014) malam, di Balai Sarbini, Jakarta, memaparkan strateginya terkait penguatan hukum, terutama juga dengan masih banyaknya korupsi. Salah satu strategi mendasarnya, seperti disampaikan Prabowo, adalah dengan memperbaiki kualitas atau kesejahteraan hidup para pegawai negara.
"Memang kita rasakan, inilah kelemahan-kelemahan bangsa kita sekarang. Korupsi, kinerja aparat pemerintah yang belum maksimal, dan lain-lain. Ini yang kita rasakan. Kita rasakan (pula) kebocoran-kebocoran kekayaan nasional yang besar, yang diakibatkan oleh masalah sistemik. Akhirnya tidak ada sumber daya cukup untuk menjamin kualitas hidup pejabat, aparatur negara, mereka yang menentukan jalannya pemerintahan," paparnya.
"Artinya, korupsi terjadi di Indonesia karena pejabat-pejabat takut masa depan, takut pensiunnya kurang. Gaji seorang bupati misalnya sekian juta rupiah, padahal kampanye dia habiskan Rp15 miliar misalnya. Di mana-mana sama, menteri-menteri juga begitu," tambah Prabowo.
"(Makanya) Kita harus menjamin kehidupan pejabat negara, pengawai negeri yang menentukan, hakim, polisi, dan lain-lain. Ini antara lain strategi kami. Kita ingin memperbaiki ini... Karena semua ini ujung-ujungnya urusan uang, urusan duit. Dan tentang kemampuan manajerial dan lain-lain, saya setuju dengan Pak Jokowi, terutama dalam hal pengawasan, juga penerapan e-government, dan lain-lain," ujarnya.
"Kita harus agresif dalam pencegahan dan pembarantasan korupsi. Kita harus memperkuat KPK. KPK itu punya lima tugas pokok, dan dua selama ini sudah berjalan baik saya kira. Nah, kita harus perkuat itu," tambah Hatta Rajasa pula, senada dengan salah satu poin yang disampaikan Jusuf Kalla sebelumnya.