Pesan Idul Adha: Pemimpin Harus Berkorban pada Rakyat

Ardi Mandiri Suara.Com
Minggu, 05 Oktober 2014 | 09:41 WIB
 Pesan Idul Adha: Pemimpin Harus Berkorban pada Rakyat
Suasana sidang paripurna DPR mengesahkan paket pimpinan yang diusung oleh tujuh fraksi dari koalisi Merah Putih di Gedung Nusantara II Jakarta, Kamis (2/10) . (Suara.com/urniawan Mas'ud)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Idul Adha tahun ini, 1435 Hijriah, jangan dimaknai semata-mata hanya kurban dalam artian penyembelihan hewan saja. Namun, lebih luas daripada itu, kurban bisa diartikan sebagai rela berkorban bagi bangsa dan negara. Kepada para pemimpin, kurban bisa diartikan dengan cara mencintai rakyatnya.

Demikian khotbah Salat Idul Adha di Masjid Istiqlal, yang disampaikan khatib, sekaligus Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PBNU), KH Zakky Mubarak, Minggu (5/10/2014).

Hadir dalam Salat Idul Adha kali ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono dan istrinya, Herawati Boediono, dan sejumlah pejabat serta petinggi-petinggi negara lainnya.

"Para pemimpin negara hendaklah mencintai rakyatnya dan rakyat pun harus selalu mencintai dan mendukung program pemerintahnya, yang mengarah pada kemaslahatan umum," katanya.

Dia juga menyinggung soal sistem trias politica yang membagi kekuasaan pada tiga bagian yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Menurut Zakky, trias politica tidaklah dipahami secara parsial, tapi harus dipahami secara integral dan holistic untuk mencapai kemaslahatan umat tadi.

Selain itu, pemimpin yang rela berkorban untuk rakyatnya juga akan membawa negara ini lebih baik. Dia menambahkan, bangsa dan negara yang unggul adalah bangsa yang memiliki pemimpin yang kuat, itu pula yang akan dikagumi bangsa-bangsa lain.

"Juga yang dapat melindungi kaum kecil dan lemah dan sebaliknya kaum kecil dan lemah menghormati pemimpinnya," ujar Zakky.

Selain itu, Zakky juga mengajak kepada seluruh bangsa ini, dalam rangka mengokohkan keutuhan bangsa dan negara, juga perlu melakukan pengorbanan yang lebih besar dari kurban dalam arti sempit.

"Setiap diri bangsa kita harus rela berkorban untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara melalui profesi masing-masing," tuturnya.

Karenanya, menurut dia ibadah kurban kali ini tidak hanya terbatas pada penyembelihan hewan kurban dan pembagian dagingnya pada kaum fakir dan miskin, tapi dapat dikembangkan lebih luas dan bersifat kompleks.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI