Suara.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui masih ada pekerjaan yang belum rampung sepenuhnya dan perlu dilanjutkan oleh pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
"Kita juga harus mengakui ada pekerjaan rumah yang belum selesai," kata SBY di Gedung Utama Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis (16/10/2014).
SBY memaparkan, pekerjaan rumah yang belum selesai antara lain adalah reformasi birokrasi termasuk tata kelola pemerintahan yang baik serta pencegahan dan pemberantasan korupsi.
SBY mengemukakan, awalnya hal tersebut dapat diatasi dalam jangka waktu lima atau 10 tahun, tetapi ternyata tidak cukup hanya mengubah dari segi struktural.
Menurutnya perlu perubahan perilaku dan budaya selama beberapa dekade untuk mengubah itu kebiasaan buruk itu.
Dia melanjutkan, dengan diberlakukannya sistem desentralisasi memang di satu sisi telah mendekatkan rakyat dengan pemimpin lokal.
Namun, kata SBY, terdapat sejumlah ekses dengan munculnya aturan di daerah yang dinilai malah bertentangan dengan semangat untuk mengembangkan ekonomi daerah.
"Karena itu perlu sinkronisasi, evaluasi dan koreksi yang harus kita kelola bersama," katanya.
SBY berpendapat, hal yang sama juga serupa dengan masuknya era demokratisasi yang merupakan hal yang bagus karena saat ini merupakan era keterbukaan di dalam masyarakat.
Namun, lanjutnya, demokrasi juga harus dapat melahirkan tidak hanya kebebasan tetapi juga keamanan dalam saat yang bersamaan, serta kepatuhan atas pranata hukum.
"Kalau tidak, maka sering terjadi gejolak dan ekstremnya bisa anarki," jelasnya.
Di sisi lain, bila hanya mengutamakan penegakan aturan hukum maka bisa berpotensi mematikan demokrasi dan melahirkan tiran.
Untuk itu, SBY menginginkan berbagai pihak memahami nilai-nilai universal demokrasi dan menggabungkannya dengan kearifan lokal.