ADF Lecehkan Garuda, Jokowi Hentikan Sementara Kerjasama TNI

Kamis, 05 Januari 2017 | 11:40 WIB
ADF Lecehkan Garuda, Jokowi Hentikan Sementara Kerjasama TNI
Joko Widodo di markas komando KORPASKHAS. (Biro Pers Kepresidenan)

Suara.com - Markas Besar Tentara Nasional Indonesia menangguhkan semua kerjasama dengan Australian Defence Force (ADF)‎. Pasukan khusus Australia itu dinilai melecehkan lambang negara Indonesia.

Terkait penangguhan kerjasama dengan Australia itu, Presiden Joko Widodo mengaku telah mendapatkan laporan dari Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.

"Saya sudah menerima laporan dari Panglima TNI, dan Menteri Pertahanan. Kita kan sudah sepakat, Indonesia-Australia sudah sepakat untuk saling menghormati, saling menghargai dan tidak campur tangan urusan dalam negeri masing-masing," kata Jokowi di hotel Bidakara, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (4/1/2017).

Terkait kasus itu, Jokowi telah memberikan arahan kepada Panglima TNI dan Menhan untuk menyelesaikannya.‎

"Saya sudah perintahkan untuk ditangani oleh Menhan dan Panglima TNI," ujar dia.

Meski begitu, lanjut Jokowi, hubungan Indonesia dengan Australia masih baik. Namun khusus untuk urusan kerja sama militer untuk sementara ditangguhkan hingga waktu yang belum ditentukan.

"Saya kira hubungan kita dengan Australia masih dalam kondisi yang baik-baik saja, hanya mungkin di tingkat operasional ini masih perlu disampaikan agar situasinya tidak panas," tutur dia.

Diberitakan sebelumnya, Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto mengatakan kerjasama dengan Australia ditangguhkan.

"Semua bentuk kerjasama telah ditangguhkan. Ada hal-hal teknis yang perlu dibahas. Sangat mungkin kerjasama akan kembali dilakukan jika semua masalah itu telah selesai," kata dia.

Baca Juga: Menhan Australia Selidiki Materi yang Hina Pancasila dan TNI

Wuryanto enggan menyebutkan hal teknis apa yang membuat TNI menangguhkan kerjasama militer dengan Australia.

"Kalau teknisnya saya tak bisa menyebutkan secara rinci," ujar dia.

Mengenai isu pelecehan lambang negara Pancasila saat Prajurit Kopassus mengajarkan Bahasa Indonesia untuk pasukan khusus Australia, Kapuspen TNI enggan berkomentar.

"Ya ada masalah dan ada beberapa hal yang masih harus kami kaji lagi agar hubungan kerja sama ini menguntungkan kedua belah pihak," kata dia.

Permintaan penghentian kerjasama sudah dilayangkan TNI kepada militer Australia pada pertengahan Desember 2016. Mulai saat itu penghentian kerjasama sementara berlaku, baik latihan maupun tukar menukar perwira.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI