Kasus Megawati dan Rizieq Benar-benar Jadi Ujian Polisi

Rabu, 25 Januari 2017 | 19:30 WIB
Kasus Megawati dan Rizieq Benar-benar Jadi Ujian Polisi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta sejumlah menteri dan pejabat negara tampak menghadiri ulang tahun mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Senin (23/1/2017). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Gerindra Fadli Zon meminta aparat penegak hukum selektif menangani laporan masyarakat. Namun, langkah tersebut tetap jangan menghilangkan keadilan dan profesionalisme polisi.

"Saya kira di sinilah polisi harus bisa memilah-milah. Kalau ada satu dua yang dituntut dan yang lain tidak, orang akan melihat polisi tidak adil atau profesional," kata Fadli di DPR, Jakarta, Rabu (25/1/2017).

Fadli Zon menanggapi langkah pengurus Aliansi Anak Bangsa Gerakan Anti Penodaan Agama, Baharuzaman, melaporkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri ke Bareskrim Polri atas kasus dugaan menodai agama lewat pidato di HUT PDI Perjuangan yang ke 44, baru-baru ini.

"Kita kan sudah bisa bagaimana sekarang ini jadi saling lapor, dan jadi satu fenomena. Karena itu, polisi harus lebih obyektif dan ini memang tidak bisa dicegah," ‎kata dia.

"Karena mereka yang tidak berkenan atau tidak sepandangan atau merasa terganggu bisa melaporkannya," ujar dia.

Selain dalam kasus pidato Megawati, Fadli juga menyarankan polisi lebih cermat, misalnya ketika menanggapi laporan masyarakat mengenai pernyataan pimpinan Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab terkait logo mirip palu arit di mata uang Rp100 ribu terbaru.

Menurut Fadli kasus tersebut sebenarnya tidak perlu masuk ke ranah hukum karena Rizieq hanya memberikan imbauan tentang penggunaan uang.

"Kepada Saudara Habib Rizieq itu kan juga sebetulnya agak mengada-ada. Menurut saya biasa saja. Saya punya pendapat yang sama. Kenapa orang pendapat orang tidak boleh? Kan dia (Rizieq) mengimbau misalnya harusnya Bank Indonesia tidak menggunakan satu pendekatan yang bisa menimbulkan interpretasi ganda. Kenapa ini harus diproses sedimikian rupa, harusnya lebih selektif," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI