Deportasi Massie sempat ditentang oleh komunitas tempat Massie beraktivitas dan berdomisili. Penentangan tersebut dipimpin oleh Pendeta Seth Kaper-Dale.
Sang pendeta yang sejak lama dikenal sebagai pembela imigran pencari suaka, memobilisasi massa untuk berdemonstrasi di depan Detensi Elizabeth untuk mencegah deportasi tersebut.
”Ketika kami berdemonstrasi, saya menerima pesan singkat dari Massie. Ia mengatakan, ’Pendeta, saya sudah berada di pesawat menuju Jepang. Terima kasih atas perjuangan kalian. Katakan kepada komunitas, aku selalu mencintai mereka’,” tutur Pendeta Seth membacakan pesan singkat Massie.
Selain itu, kata dia, Massie juga sempat memberikan satu pesan singkat lain sesaat sebelum pesawat yang membawanya ke Jepang lepas landasnya.
“Dia memintaku untuk memberitahukan putranya (Joel), bahwa ia akan selalu mengingat dan menciti Joel,” tuturnya.
Seth mengungkapkan, istri dan putra Massie tidak berada di Metuchen, melainkan di Edison. Sang istri tidak ikut serta berdemonstrasi.
Sementara Joel, putra Massie, tengah berada di sekolah dan tidak tahu menahu perihal pengusiran terhadap ayahnya.
Terancam di Indonesia
Fredrick Rattu, warga Philadelphia asal Indonesia yang datang ke AS sejak tahun 1994, mengakui khawatir terhadap keselamatan pria tersebut ketika sudah dipulangkan ke Indonesia.
Baca Juga: Tim Sinkronisasi Anies-Sandi Temui Bappeda DKI Jakarta
Sebab, kata dia, Massie seringkali menuturkan dirinya bakal diperlakukan tidak baik seandainya dideportasi dan dikembalikan ke Indonesia.