Suara.com - Kepala Kepolisian Resor Solok Kota, Sumatera Barat, AKBP Susmelawati Rosya, sudah memediasi dokter RSUD Kota Solok, Fiera Lovita, dengan perwakilan Front Pembela Islam. Kapolres secara khusus sudah memanggil Fiera pada Sabtu (27/5/2017) dan dinyatakan persoalan tersebut sudah selesai.
Menurut keterangan tertulis dari Kepolisian Daerah Sumatera Barat yang disampaikan kepada pers, pada Sabtu sekitar pukul 14.15 WIB, kemarin, telah dilaksanakan konferensi pers oleh Susmelawati dan dihadiri Fiera beserta jajaran di Polres Solok Kota terkait pernyataan di Facebook.
Dijelaskan bahwa Fiera dan FPI sekarang sudah tidak ada permasalahan lagi. Fiera sudah meminta maaf kepada FPI.
Dia juga menjelaskan soal keputusannya pindah dari Kota Solo ke Jawa. Dia mengatakan alasannya pindah semata-mata karena suaminya bekerja di Jawa.
Fiera juga mengucapkan terima kasih kepada Kapolres Solok Kota yang sejak awal sudah berusaha membantu menyelesaikan permasalahan.
Fiera juga menjelaskan sekarang sudah merasa tenang.
Dia mengatakan jika nanti masih ada yang memposing tulisan untuk memojokkan pihak tertentu, itu pasti bukan dia.
Kasus Fiera berawal dari status Facebook yang berisi pandangannya soal kasus dugan pornografi yang sedang dihadapi pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab. Dia menyindir kenapa Rizieq malah pergi ke luar negeri ketika proses hukuh sedang berjalan.
"Kalau tidak salah, kenapa kabur? Toh ada 300 pengacara n 7 juta ummat yg siap mendampingimu, jangan run away lg dunk bib” “kadang fanatisme sudah membuat akal sehat n logika tdk berfungsi lagi, udah zinah, kabur lg, masih dipuja & dibela” “masi ada yg berkoar2 klo ulama mesumnya kena fitnah, loh...dianya kaburr, mau di tabayyun polisi beserta barbuk ajah ga berani,” tulis dia.
Rupanya, status FB Fiera kemudian disebarkan orang, bahkan ada yang memelintirnya. Lalu, dia mendapatkan intimidasi dan didatangi sejumlah pihak. Dia dianggap telah menghina ulama.
"Sejak dari pimpinan RSUD Solok bahkan intel dari Polres Kota Solok terkesan ikut mengintimidasi karena tunduk pada keinginan kelompok FPI," kata anggota Setara Institute Bonar Tigor Naipospos dalam keterangan resmi.
Memburu The Ahok Effeck
Southeast Asia Freedom of Expression Network (Safenet) meminta pemerintah Indonesia mewaspadai aksi persekusi yang disebut Efek Ahok (The Ahok Effect). Safenet merupakan jaringan relawan kebebasan ekspresi di Asia Tenggara.
Regional Coordinator Safenet Damar Juniarto mengatakan tindakan persekusi sudah menyebar merata di seluruh Indonesia dan perlu menjadi perhatian serius karena tingkat ancamannya yang nyata.
Persekusi atau tindakan pemburuan sewenang-wenang terhadap seorang atau sejumlah warga ini didasarkan atas upaya segelintir pihak untuk memburu dan menangkap seseorang yang diduga telah melakukan penghinaan terhadap ulama dan agama.
REKOMENDASI
TERKINI