Kisah Rut, Meninggal Dunia di Kamar Kos yang Sepi

Siswanto Suara.Com
Rabu, 28 Juni 2017 | 06:30 WIB
Kisah Rut, Meninggal Dunia di Kamar Kos yang Sepi
Jenazah penghuni kos di Jalan Tawakal 9, Grogol, Pertamburan, Jakarta Barat [suara.com/Yunita Susan]

Seioka mengatakan semenjak tahun lalu, Rut tidak pulang ke kampung. Seioka tahu itu karena biasanya setiap kali mau pergi ke luar kota, Rut selalu berpamitan.

Jenny dan Rut merupakan teman akrab. Mereka suka cari makan berdua. Pada hari Jumat, Rut mengajak Jenny buat cari sarapan.

"Rut bilang ya udah keliling aja dulu. 'Ya udah aku ganti baju dulu,' kata Jenny. Sesudah ganti baju kok nggak ada si Rut-nya. Apa mungkin udah jalan dulu. Kirain Jenny, Rut udah nggak sabaran nunggu dan pergi dulu," kata Seioka yang mendapatkan cerita dari Jenny.

Ternyata pada Jumat pagi itu menjadi dialog yang terakhir Rut dan Jenny. Semenjak itu, Rut tidak terlihat lagi.

"Dari kemarin hari Sabtu itu sudah agak bau-bau, kirain bangkai tikus," kata Seioka.

Kamar yang ditinggali oleh Rut semenjak hari Jumat malam selalu dalam keadaan gelap gulita.

Sampai akhirnya peristiwa hari Senin itu.

“Jenny senin itu langsung ke ibu, si Rut aku senter kakinya hitam semua bengkak begitu, kata Jenny. Di kamarkan mati lampu, disenter ama si Jenny. Lalu kakinya kok bau banget. Aku ngintip nggak kelihatan. Langsung lapor ke RT, RT-nya nggak berani langsung didobrak, takutnya kan kenapa-kenapa,” ujar Seioka.

Suami Seioka bernama Acin (50) merupakan salah satu saksi yang ikut mendobrak pintu kamar Rut.

“Meninggalnya di ranjang dengan posisi tidur. Mungkin serangan jantung atau apa kita nggak tahu,” ujar Acin.

Acin mengatakan meskipun warga tahu, ketika itu tidak ada yang berani mendobrak pintu.

“Soalnya kalau nggak ada polisi kana kita nggak berani mendobrak. Takutnya kan ada apa-apa entar kita yang menanggung lagi. Kecuali kalau pemilik kos dia ada kunci dia baru boleh buka. Punya kos kan berhak buka, kalau kita kan gak berhak buka. RT saja nggak berani dobrak. Yang panggil polisi itu RT. Kalau ada kejadian dia pasti calling dong ke pos keamanan, dari keamanan disini pasti lapor, ada kejadian begini kan. Polisi datang saja nggak langsung dobrak, tunggu perintah komandan lagi dia. Dari komandan aja dia baru berani mendobrak,” ujar Acin.

Acin kemudian menceritakan kondisi Rut saat pertamakali ditemukan.

“Saya lihat, nggak kepikiran buat foto. Spontan kan lihatnya. Hitam semua dari ujung kepala sampai ujung kaki, mulut sama hidung menyatu. Udah nggak berbentuk muka,” ujar Seioka dengan nada takut.

Berikutnya, warga dan petugas sempat kesulitan untuk menghubungi anggota keluarga Rut.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI