Tak lama, Mesi mengakui seorang petugas dari dalam ruko meminta dirinya masuk. Mesi menuturkan, ruko itu ternyata kantor sebuah perusahaan pembiayaan kredit terkenal Wxx Finance. Saat memasuki ruko itu, Mesi melihat motornya sudah ada di dalamnya.
Karena tak mungkin meminta kunci kontak motornya, Mesi akhirnya memutuskan pulang sembari menggendong balitanya.
”Dalam perjalanan, saya menemui ibu-ibu yang sedang menjemput anaknya pulang di SMPN 2 Tulungagung. Saya meminta dia menelepon suami saya. Saya mau minta jemput,” terangnya.
Seusai peristiwa itu, Mesi mengakui ingin mendapatkan keadilan. Ia melaporkan aksi penagih utang itu ke Polres Tulungagung.
Namun, karena tak kunjung ada tindak lanjut, Mesi lantas membuat dan mengirim surat kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk menceritakan peristiwa itu.
Untuk diketahui, Kementerian Keuangan telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.010/2012 yang melarang perusahaan pembiayaan kredit menarik secara paksa kendaraan dari nasabah yang menunggak.
Selain itu, perampasan sepeda motor kredit oleh penagih utang termasuk aksi kriminal dan melanggar Pasal 368 KUHP.
Tak hanya itu, aksi perampasan seperti itu juga dikategorikan sebagai pelanggaran sebagai hak konsumen seperti diatur Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Baca Juga: Tunggu Aksi Anies, Warga Tanah Merah Masih Andalkan Solusi Lama