"Penulis telah membagi sebagian besar teks menjadi suku kata dengan menggunakan titik tengah," kata Brent Landau, seorang dosen di Departemen Studi Keagamaan UTA.
"Perpecahan semacam itu sangat jarang terjadi pada manuskrip kuno, tapi sering kali muncul dalam manuskrip yang digunakan dalam konteks pendidikan."
“Guru yang menghasilkan manuskrip itu pastilah ‘memiliki afinitas (ketertarikan/simpati) tertentu untuk teks itu. Karena naskah ini sepertinya merupakan teks terlengkap dari teks terlarang, dan bukan kutipan singkat, seperti yang biasa terjadi dalam latihan di sekolah,” tambahnya.
Para ilmuwan tersebut telah mengumumkan penemuannya di Society of Biblical Literature Annual Meeting, Boston, Amerika Serikat, pada bulan November 2017.
Mereka kekinian tengah menyiapkan publikasi utuh penemuan tersebut dalam seri memoar Graeco-Roman (tulisan berbahasa Yunani Roma).