Mereka mengimbau masyarakat agar tetap tenang, mengikuti arahan pemerintah dan BPBD NTB. Yang terpenting, jangan terpancing oleh isu, hoaks dan kabar bohong yang mudah viral di saat panik.
Yang perlu diwaspadai adalah retakan tanah pada permukaan Bumi dan longsoran. Masyarakat diminta bersabar dan berada di tempat terbuka, karena rata-rata bangunan lama memang tidak di desain tahan gempa di atas 6 SR.
“Khusus Lombok, karena destinasi wisata prioritas, atau masuk 10 Bali Baru, maka Kemenpar pun melakukan pemantauan khusus,” jelas Menpar.
Tim CC diketuai Guntur Sakti, Karo Komblik Kemenpar, lalu di Mataram oleh Lalu Muhammad Faozal, Kadispar NTB, dan Sekretariat Kemenpar oleh Dessy Suryaningrat, Kabag Krisis Kepariwisataan Komblik. Tiap hari minimal 3 kali up date situasi terkini dan menyusun langkah strategis cepat dan darurat.
Tim Crisis Center juga melaporkan, BMKG mencatat dampak gempa bumi di beberapa tempat, yang digambarkan dalam intensitas gempa pada skala MMI (Modified Mercalli Intensity), yakni Lombok utara, Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa Besar, Rinjani, Gunung Tambora, Gunung Agung dan Gunung Sangeang Api.