Suara.com - Tri Haska Hafidzi menyentuh layar telepon genggam memakai ujung jari jempolnya. Ia baru saja melaporkan kewajibannya pada pukul 05.46 pagi. Entah di ruang tunggu terminal Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng atau di dalam kabin pesawat Lion Air JT-610, ia memberi tanda centang hijau pada daftar yang tersedia.
Ini berarti sebagai anggota grup WhatsApp "DJP Bertilawah P2humas", Haska sudah menyelesaikan tugasnya membaca Alquran satu juz dalam sepekan.
Grup ini merupakan kumpulan pegawai Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat (P2humas), Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang berkomitmen untuk menyelesaikan membaca Alquran "One Week One Juz" sejak 2017. Dibentuk saat gerakan "Pajak Bertilawah", kali pertama diluncurkan tahun lalu.
Haska terakhir terlihat online pada 05.56 WIB. Haska menjadi salah satu dari 189 penumpang Lion Air JT-610 jurusan Jakarta-Pangkalpinang yang lepas landas pada 06.20 WIB dan jatuh di perairan Tanjung Karawang pada 06.31 WIB,Senin, 29 Oktober 2018.
Seperti biasa setiap Senin Subuh, Haska menjalani ritual mingguannya. Jumat malam pulang ke Jakarta, karena istri dan dua orang anaknya tinggal di sana.
Minggu malam atau Senin pagi, ia terbang lagi menuju Pangkalpinang sebagai Pemeriksa Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (Pratama) Pangkalpinang.
Pada hari nahas itu, Haska tercatat menjadi satu dari tujuh pegawai KPP Pratama Pangkalpinang yang memiliki jadwal sama untuk terbang, selain lima pegawai lainnya dari KPP Pratama Bangka.
Secara keseluruhan, DJP kehilangan dua belas pegawai terbaiknya. Apabila digabung dengan jumlah korban dari unit eselon satu lainnya di Kementerian Keuangan, maka total ada 20 korban jiwa.
Jejak Diskusi
Baca Juga: MotoGP Malaysia, Marquez : Kami Masih Punya Target 2 Gelar Lagi
Sebelum dipromosi ke Pangkalpinang pada Juli 2017, Haska menjadi pelaksana di Direktorat P2humas DJP.
"Terlalu banyak hal baik tentang Haska untuk diceritakan," kata Septiana Asti Buana Pratiwi.
Septi adalah teman Haska di Subdirektorat Penyuluhan Perpajakan Direktorat P2humas. Septi ikut dipromosikan naik eselon pada periode yang sama dengan Haska.
Menurut Septi, teman-teman di Direktorat P2humas yang mengenalnya juga bersepakat kalau Haska adalah pribadi yang ringan tangan, kreatif, dan pembelajar baik.
"Ada hal-hal unik yang membuat dia seperti menjadi sosok yang polos sekali dan clueless. Ia selalu membuat kami tertawa," kenang Septi.
"Semenjak diangkat jadi pemeriksa pajak, kami masih tergabung di grup Pemeriksa Pajak seangkatan. Seringkali hal-hal yang diposting Haska di grup adalah banyolan ataupun cerita-cerita absurd," ujar Septi.