Tragedi Kapal Multi Prima I, Potret Kecelakaan yang Kalah Kelas

Tim Liputan Khusus Suara.Com
Senin, 14 Januari 2019 | 16:07 WIB
Tragedi Kapal Multi Prima I, Potret Kecelakaan yang Kalah Kelas
[Suara.com/Aldie Syaf Bhuana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kepada Ummi, Pande hanya berpesan: ”ikhlaskan kepergian bapak untuk berlayar, semoga diberi kelancaran. Tak akan lama, hanya dua atau tiga bulan.”

”Kepadaku, bapak hanya berpesan jangan lupa salat. Pesan itu yang selalu kuingat,” tutur Ummi.

Ummi mengakui, seumur hidup tak bakal melupakan hari Minggu, 28 Oktober itu. Ia sempat mengantarkan sang ayah ke Stasiun Senen, jakarta Pusat.

Kala itu, Ummi juga membawakan jaket dari indekosnya di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, yang dimintakan Pande.

Pande ingin, jaket pemberian Ummi itu lekat pada badannya saat melaut, untuk menahan hawa dingin dan pula hawa rindu keluarga.

"Bapak senang banget waktu itu. Dia bilang jaketnya pas di badan. Sebelum naik kereta, seperti biasa, aku menjabat tangan dan mencium bapak. Itulah di mana aku terakhir ketemu bapak.”

Kini, sudah lebih dua bulan Pande tak pulang. Kapalnya tak sempat menanam jangkar.

Laut menyimpan Pande, sementara Ummi menginginkan sang ayah kembali.

”Aku hanya ingin melihat bapak lagi.”

Baca Juga: Haris Azhar: Sosok Pelanggar HAM Ada di Kubu Jokowi dan Prabowo

***

Calon Wakil Presiden Maruf Amin mendoakan agar Pande Saleh, salah satu korban tenggelamnya KM Multi Prima I cepat ditemukan. (Dok Tim Jokowi - Maruf Amin)
Calon Wakil Presiden Maruf Amin mendoakan agar Pande Saleh, salah satu korban tenggelamnya KM Multi Prima I cepat ditemukan, di depan sang putri, Ummi Hadyah Saleh. (Dok Tim Jokowi - Maruf Amin)

Paras Taher Saleh menunjukkan kesedihan pada Sabtu sore, 24 November 2018, saat baru saja menerima kabar pasti bahwa kapal tempat ayahnya berada, tenggelam dua hari sebelumnya.

Delapan anak buah kapal itu selamat. Tapi Pande Saleh (67), ayah Taher, yang merupakan Kepala Kamar Mesin Kapal Multi Prima I, masih belum ditemukan.

Hingga kekinian, Pande Saleh dan lima kru kapal yakni Tarsisius D Atulolong (Nakhoda), Philipus Kopong, Sony Kansil, Sutrisno, dan Syamsul Syahdan masih dinyatakan hilang.

Tim SAR Mataram sempat melancarkan operasi pencarian di wilayah Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Taher, sehari setelah menerima informasi itu, juga bertolak ke Mataram untuk mencari tahu perkembangan pencarian ayahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI