"Di Nambangan terdapat 186 hektare sawah yang dikerjakan oleh 721 petani. Untuk sawah sebahu bayarnya hanya Rp1 juta,” terang dia.
Ia menilai penggunaan combine harvester lebih menghemat biaya produksi. Dulu, untuk biaya sebahu sawah mulai dari pengolahan tanah, tanam, hingga panen bisa menghabiskan belasan juta rupiah.
“Sekarang cuma habis Rp 6 juta-Rp 7 jutaan per bahunya,” imbuhnya.
Kementerian Pertanian (Kementan) sendiri terus melakukan optimalisasi pemanfaatan Alsintan. Salah satunya mendorong Pemerintah Daerah memberikan pelatihan operator Alsintan kepada Poktan. Pelatihan tersebut diharapkan dapat merubah paradigma petani dari konvensional ke modern dengan menggunakan alsintan.
“Kenapa ini kita lakukan, sebab ini akan memberikan nilai tambah. Pertama dengan mengunakan Alsintan ini meningkatkan nilai produksi hasil pertanian dan mengurangi tenaga kerja. Ini juga sebagai antisipasi mengatasi kekurangan tenaga yang ada di desa,” ungkap Dirjen PSP Kementan, Dadih Permana.
Terkait berbagai keluhan yang disampaikan poktan mengenai tidak tersedianya suku cadang, Kementan siap memfasilitasi dengan pihak produsen. Sementara, untuk peningkatan SDM juga akan terus dilakukan pelatihan atau Bimtek.
“Dengan adanya tim monitoring yang dilakukan Kementan, ini kita Jadikan masukan. Nah, agar ini bisa berjalan cepat maka permasalahan di sini harus segera di tindak lanjuti oleh Kementan sehingga apa yang ditargetkan bisa terealisasi,” pungkasnya.