Justice for Audrey, Fakta-fakta Baru yang Terungkap

Rabu, 10 April 2019 | 19:52 WIB
Justice for Audrey, Fakta-fakta Baru yang Terungkap
Justice for Audrey [Suara.com/Ema Rohimah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Siswi SMP berinisial Audrey (14) menjadi korban pengeroyokan oleh 12 siswi SMA di Pontianak, Kalimantan Barat.

Ironis, aksi pengeroyokan yang dipicu masalah asmara itu mengakibatkan korban mengalami depresi dan luka fisik, termasuk kemaluannya rusak.

Dalam kasus pengeroyokan ini, ada 3 orang yang menjadi pelaku utama, sementara 9 orang lainnya hanya membantu.

Aksi pengeroyokan terhadap Audrey memicu gelombang amarah publik, bahkan menjadi perhatian dunia hingga merajai topik pembicaraan di Twitter.

Berikut Suara.com merangkum beberapa fakta di balik kasus pengeroyokan yang menimpa Audrey.

1. Dikeroyok di 2 Lokasi

Kasat Reskrim Polresta Pontianak Kompol Muhammad Rusni Ramli mengatakan, aksi penganiayaan terhadap Au dilakukan di dua tempat berbeda. Penganiayaan berawal pada 29 Maret 2019, Au dijemput di kediamannya lalu diajak menuju Jalan Sulawesi dan mulai dianiaya.

Saat itu, korban berusaha melarikan diri namun berhasil ditangkap oleh pelaku lain. Korban lantas dibawa menuju Taman Akcaya. Di tempat itu korban kembali dianiaya oleh para pelaku.

"Kejadian pada 29 Maret, dijemput oleh sepupu namun diikuti dua siswi dan dicegat dan ditarik rambutnya di Jalan Sulawesi hingga pelaku terjatuh ke aspal," kata Rusni.

Baca Juga: Mengabdi Jadi Guru Ngaji, Jasad Mak Inah Utuh Meski Terkubur Puluhan Tahun

2. Hasil Visum

Berdasarkan hasil visum yang telah dilakukan, tidak ada bengkak di kepala, tidak ada memar di mata hingga alat kelamin korban pun tidak robek. 

"Sementara soal fisik tak ada bengkak di kepala korban. Mata juga tak memar sehingga daya lihatnya normal. Pada alat kelamin korban tak ada luka robek atau memar. Saya ulangi, selaput daranya tak robek ataupun memar," ungkap Kapolresta Pontianak Kombes Muhammad Anwar Nasir.

Hal ini diperkuat oleh Kepala Bidang Dokkes Polda Kalbar Kombes dr Sucipto yang memastikan hasil pemeriksaan dokter tidak ada kerusakan pada area sensitifnya.

"Intinya masih utuh, tidak ada robekan atau luka dan tidak ada trauma fisik pada area sensitif tersebut," ujar Sucipto.

Meski demikian, Kapolda Kalbar Irjen Didi Haryono seusai menjenguk korban mengakui bahwa korban hingga kini mengalami depresi. Secara fisik sudah sehat namun secara psikis korban masih belum pulih.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI