Perihal posisi politik yang diambil Amien Rais dan gerombolannya sesungguhnya bukanlah urusan kami, keluarga dari almarhum Bimo Nugroho. Kepentingan yang diusungnya juga bukan tanggung jawab kami.
Tetapi, kami sebagai anak-anak dan istri almarhum Bimo Nugroho sangat berkeberatan dengan digunakannya buku karya orang yang kami kasihi tersebut dalam upaya Amien Rais menggiring opini publik tentang adanya "JOKOWI PEOPLE POWER".
Meskipun secara tersurat itu tidak dikatakannya, gestur politik yang ditunjukkan lewat pamer buku tersebut sepenuhnya membuat orang akan berpikir tentang adanya Jokowi people power. Patut diduga dengan kuat Amien Rais sedang mencari relevansi "people power" yang diserukannya.
Di sinilah keberatan kami sebagai keluarga almarhum Bimo Nugroho timbul. Kami menolak upaya tak beretika yang dilakukan Amien Rais dengan menggunakan hasil tulisan orang yang sudah tidak bisa melakukan bantahan untuk kepentingan politik pribadinya.
Politisasi buku "JOKOWI PEOPLE POWER" tidak sepatutnya dilakukan. Kami meminta kepada Amien Rais untuk menjelaskan tujuannya dalam politisasi buku "JOKOWI PEOPLE POWER" tersebut.
Tertanda,
Taty Apriliyana (istri Bimo Nugroho)
Hayuning Sumbadra, Btari Kinayungan, Sangayu Piwulang Sae (anak-anak Bimo Nugroho)."
Sebelumnya diberitakan, saat jeda pemeriksaan untuk salat Jumat di Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (24/5/2019), Amien Rais menunjukkan buku berjudul 'Jokowi People Power'. Kala itu Amien Rais diperiksa sebagai saksi atas kasus dugaan makar dengan tersangka Eggi Sudjana.