Diserang Warganet Muslim, ABG Prancis: Alquran adalah Agama Kebencian

Reza Gunadha Suara.Com
Rabu, 05 Februari 2020 | 15:32 WIB
Diserang Warganet Muslim, ABG Prancis: Alquran adalah Agama Kebencian
Mila, remaja berusia 16 tahun di Prancis, memicu polemik nasional tentang penistaan agama, setelah menyebut Islam sebagai “agama kebencian” dalam unggahannya  di Instagram. [Quotidien]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bagaimana kontroversi ini dimulai?

Kontroversi dimulai pada 18 Januari, setelah Mila melakukan siaran langsung di akun Instagram-nya. Setelah berbicara tentang seksualitasnya, ia disebut "lesbian kotor" oleh seorang warganet Muslim.

Menanggapi komentar itu, Mila balas mengirim serangan terhadap Islam. "Aku benci agama. Alquran adalah agama kebencian," katanya, sebelum menggunakan kata-kata yang lebih kuat untuk menyerang Islam.

"Aku bukan rasis. Kamu tidak bisa rasis terhadap agama. Aku mengatakan apa yang kupikirkan, kamu tidak akan membuatku menyesal."

Baru-baru ini muncul aksi protes di Prancis tentang rasisme, Islamofobia, dan hak untuk mengenakan kerudung.

Orang-orang yang mengkritik mengatakan komentar Mila ofensif. Beberapa orang mengirimkannya ancaman pembunuhan, yang lain mengunggah informasi pribadi perempuan itu di dunia maya.

Ketua Dewan Prancis untuk Agama Islam, Mohammed Moussaoui, mengatakan ancaman pembunuhan tidak bisa dibenarkan, tidak peduli seberapa serius ucapannya.

Para pendukung Mila membela haknya untuk menyerang Islam, dan tagar #JeSuisMila (saya Mila) menjadi tren di Prancis. Pihak lawan membalas dengan tagar #JeNeSuisPasMila.

Menteri Kehakiman Prancis Nicole Belloubet terlibat dalam kontroversi ini, mengatakan bahwa ancaman kematian terhadap Mila "tidak bisa diterima".

Baca Juga: Pernah Dituding Tutupi Kasus Pelecehan Seksual, Kardinal Prancis Bebas

Namun, Belloubet sendiri dikritik setelah menyatakan bahwa serangan terhadap agama adalah "serangan terhadap kebebasan hati nurani".

Senator Prancis Laurence Rossignol memberi Belloubet "0/20 dalam hukum konstitusi", mengatakan bahwa di Prancis "dilarang untuk menghina para pengikut agama tetapi orang boleh menghina agama, angka-angka, simbol-simbolnya". Belloubet kemudian menyebut komentarnya sendiri "ceroboh".

Dan perjuangan Mila disambut kelompok ekstrem kanan. Pemimpin partai Barisan Nasional Marine Le Pen mengatakan bahwa Mila "lebih berani dari semua politikus yang berkuasa selama 30 tahun terakhir".

Pada bulan Oktober, Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan bahaya "stigmatisasi" umat Islam atau mengaitkan Islam dengan perang melawan terorisme.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI