Ilmuwan UGM: Skenario Terburuk Ibu Kota Negara Baru, Perlu Energi Nuklir

Rabu, 12 Februari 2020 | 07:00 WIB
Ilmuwan UGM: Skenario Terburuk Ibu Kota Negara Baru, Perlu Energi Nuklir
Desain ibu kota negara baru. (Suara.com/Fauzi)

Termasuk nantinya Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto, yang menurut Suharso akan dikembalikan fungsi kawasan hutannya karena sudah berubah dengan aktivitas lain.

“Jadi banyak aspek lingkungan hidup menjadi bagian utama untuk menyusun detil rencana untuk Ibu Kota Negara,” tambahnya.

Ditambahkan Suharso, aspek lingkungan hidup dan keberlanjutan menjadi pertimbangan, karena hampir seluruh mata di dunia melihat ke Indonesia.

“Apakah mampu? Kalau pindah, terus seperti apa? Low carbon development apakah bagian pertimbangannya, atau pertimbangannya biasa saja,” sebut Suharso.

Pendapat pesismistis tersebut, kata Suharso pula, patut dihargai dan dijadikan pemacu agar mampu menunjukkan ke dunia bahwa Indonesia memang bisa. Ia pun mengemukakan, banyak hal di IKN baru yang harus disesuaikan dengan kemajuan masa depan.

“Pemerintah juga tidak mau pembangunan justru memunculkan gap di wilayah lain. Tetapi justru menjadi trendsetter ramah lingkungan, zero carbon development, keberlanjutan, co-working space di mana-mana, orang kerja dengan gaya baru tapi dengan produktivitas tinggi," tandasnya. (Antara)

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI