Dampak Wabah Corona, Fenomena Panic Buying Landa Indonesia dan Australia

Selasa, 03 Maret 2020 | 07:05 WIB
Dampak Wabah Corona, Fenomena Panic Buying Landa Indonesia dan Australia
Seorang pelanggan apotek melintasi pintu masuk yang terdapat tulisan masker kosong di Apotek Jalan Sultan Agung, Umbulharjo, Yogakarta, Senin (2/3/2020). [Suarajogja.id / M Ilham Baktora]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tak hanya di Indonesia, fenomena "panic buying" juga terjadi di Australia. Sejumlah etalase di pusat perbelanjaan Australia terlihat kosong setelah masyarakat berbondong-bondong membeli kebutuhan seiring dengan merebaknya virus corona di sejumlah wilayah.

Panic buying adalah aksi membeli barang dalam jumlah besar sebagai antisipasi masyarakat ketika wabah atau bencana sedang terjadi.

Menurut penelusuran bbc.com - jaringan suara.com, rak-rak sayur dan buah di sejumlah supermarket Australia terlihat kosong. Selain itu, beberapa keperluan kebersihan rumah tangga seperti tisu toilet, cairan pencuci tangan dan masker juga ludes.

Seorang warga bernama Paul Mazwell-Walters mengaku membeli kebutuhan rumah tangga dengan jumlah besar untuk mengantisipasi adanya rantai suplai yang semakin buruk. Dia membeli sejumlah bahan makanan dan obat-obatan.

"Seperti yang kamu lihat, saya belum membeli sebanyak itu. Kalau pun nantinya terjadi wabah yang semakin parah di Sydney, mungkin saya akan melakukannya." kata Paul lepada BBC melalui panggilan video.

"Pemerintah Australia menganjurkan untuk menambah jumlah belanja untuk kebutuhan sehari-hari kami, tapi kami tidak dianjurkan untuk menimbun bahan makanan." kata Dr Prashn Karunaratne, peneliti dari Macquairie Businesss School.

Sementara itu, Profesor Benjamin Cowie dari Victorian Infectious Diseases Service mengatakan, "Sangat masuk akal bila masyarakat melakukan ini. Ini adalah langkah mereka untuk melindungi diri. Kita harus memperhatikan secara seimbang antara peringatan dan panic buying versus kepuasan batin."

Jumlah kasus [enyebaran virus corona di Australia telah mencapai lebih dari 30 kasus. Wabah ini lah yang menyebabkan adanya fenomena "panic buying" diantara warganya.

Hal serupa juga terjadi di Indonesia. Sejak Presiden Indonesia Joko Widodo dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengonfirmasi adanya kasus pertama virus corona di Indonesia pada Senin (2/3/2020), masyarakat berbondong-bondong membeli kebutuhan seperti masker dan cairan pencuci tangan dengan jumlah besar. Meski terjadi lonjakan harga untuk barang-barang tersebut, tapi warga tetap membelinya.

Baca Juga: Pekerjaan Pelaku yang Ancam Perkosa dan Bunuh Syifa Hadju Diungkap

Hingga berita ini diturunkan, pemerintah belum memberi keterangan terkait lonjakan harga dan tingginya permintaaan akibat wabah corona ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI