Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan virus corona Cobvid-19 sebagai pandemi. Bersamaan dengan itu, beragam konspirasi tentang virus corona kembali mejadi perbincangan publik.
Salah satunya buku terbitan tahun 2008 yang diklaim memprediksi virus corona. Buku tersebut berjudul End of Days: Presdictions anda Prophecies About the End of The World karya Sylvia Browne.
Dalam salah satu halaman, 'peramal' Sylvia Browne disebut-sebut telah memprediksi virus mematikan. Ia bercerita tentang penyakit pernapasan yang menyebar ke seluruh dunia pada 2020.
"Pada sekitar 2020, penyakit seperti pneumonia akan menyebar ke seluruh dunia, menyerang paru-paru dan saluran bronkial dan sulit disembuhkan dengan semua jenis perawatan yang ada," begitu bunyi tulisan tersebut seperti dikutip dari The Sun Daily, Jumat (13/3/2020).
"Lebih membingungkan lagi penyakit itu akan lenyap secara tiba-tiba dan kembali menyerang sepuluh tahun kemudian dan menghilang secara keseluruhan," lanjut Sylvia Browne.
Dialihbahasakan dari Express.co.uk, tulisan Sylvia Browne. tersebut diungkit ketika sebagian orang ramai mencocokkkan karya fiksi dengan prediksi virus corona.
Terlebih dalam buku itu, Sylvia Browne menyebutkan ada penyakit mematikan yang menyebar di tahun 2020, tepat saat virus corona Covid-19 muncul dan menggegerkan dunia
Muncul teori konspirasi yang mengklaim karya fiksi Sylvia Browne yang ditulis 12 tahun lalu, telah meramalkan adanya virus corona.
Banyak warganet yang meyakini ramalan Sylvia Browne tersebut. Mereka membuat unggahan di media sosial Twitter merujuk pada karya Sylvia Browne.
Baca Juga: Tetap di Mobil, Gunakan Layanan Drive-Through Deteksi Virus Corona
"Saya ingat Sylvia Browne, dia selalu akurat dalam ramalannya," kata warganet.
"Betapa gilanya ini? Paranormal Sylvia Browne meramalkan @coronavirus", timpal warganet lainnya.
Sebagaimana diketahui, virus corona menimbulkan gejala seperti pneumonia pada pasien mengalami infeksi saluran pernapasan. Tetapi, virus tersebut tidak mengejutkan seperti yang diklaim banyak orang.
Terkait gegernya prediksi virus coroba, Sylvia Browne pun belum memberikan konfirmasi akan tulisannya tersebut hingga kekinian
Usianya Nyaris 40 Tahun, Buku 'Peramal' Corona Sejak 1981 Ludes Diserbu
Buku novel thriller The Eyes of Darkness karya Dean Koontz tahun 1981 mendadak laris manis di pasaran alias menjadi bestseller menyusul merebaknya virus Corona atau Covid-19.
Penggemar Koontz meyakini buku, yang mendeskripsikan sebuah virus bernama 'Wuhan-400', tersebut meramalkan wabah virus Corona. Terlebih, virus itu berasal dari Wuhan, China.
Di peringkat situs Amazon, buku Koontz paling banyak terjual ke-tiga dalam sepekan. Posisinya di belakang buku Whisper Man karya Alex North dan Mirror and the Light besutan Hilary Mantel. Padahal, usia bukunya hampir 40 tahun lho!
Dalam The Eyes Of Darkness, Wuhan-400 disebut sebagai virus bioweapon dengan tingkat kematian 100 persen dalam waktu 12 jam. Tokoh-tokoh itu menjelaskan orang China akan menggunakannya untuk menghapus kota atau negara tanpa perlu dekontaminasi dengan biaya mahal.
Salah satu karakter dalam novel mengatakan: "Mereka menyebut barang-barang Wuhan-400 karena dikembangkan di laboratorium RDNA mereka di luar kota Wuhan."
Adalah warganet pengguna Twitter Nick Hinton, yang kali pertama mengunggah hasil tangkapan layar dari novel Koontz. Dia menulis, "Novel Dean Koontz pada 1981 meramalkan virus corona!"
Tapi benarkah buku itu meramalkan kedatangan virus Corona?
Berdasarkan penelusuran kantor berita Reuters diketahui bahwa memang benar Koontz menulis soal virus bernama Wuhan 400 dalam novelnya dan mengacu pada kota Wuhan, tempat muasal virus corona Covid-19.
Tetapi yang digarisbawahi adalah penyakit dalam buku fiksi itu berbeda dari yang terjadi di dunia nyata.
Dalam bukunya Koontz menyebut bahwa Wuhan 400 adalah "sebuah senjata biologis baru China dalam satu dekade". Ia juga menulis bahwa virus itu dibuat oleh laboratorium di luar kota Wuhan.
Faktanya, tidak ada bukti bahwa virus corona dikembangkan di dalam laboratorium. Virus itu, berdasarkan penelitian, bermula dari sebuah pasar di Wuhan yang menjual daging binatang liar. Para ilmuwan yakin bahwa virus itu berasal dari kelelawar dan menjangkiti manusia lewat perantara binatang lain.
Selain itu gejala-gejala penyakit fiksi Wuhan 400 sangat berbeda dari virus corona Covid-19. Koontz dalam novelnya menyebut bahwa Wuhan 400 memiliki masa inkubasi hanya 4 jam. Sementara Covid-19 masa inkubasinya selama 1 - 14 hari.