"Negara seperti Taiwan dan Singapura memperlihatkan langkah cepat untuk mendeteksi dan mengisolasi kasus baru. Ini bisa jadi faktor penentu dalam mengendalikan penyebaran," katanya.
BACA JUGA: Singapura Larang Pendatang Asing Masuk dan Transit, Efektif Mulai Besok
Dalam artikel yag diterbitkan di Journal of the American Medical Association, respons di Taiwan memperlihatkan bahwa pengendalian mereka berasal dari cara yang telah mereka kembangkan untuk peristiwa sejenis. Tahun 2003 mereka membuat komando terpusat untuk mengendalikan epidemi.
Badan ini, yang mencakup beberapa agensi penyelidikan dan pemerintahan, dibentuk sesudah krisis yang disebabkan oleh SARS. Sejak itu mereka melakukan berbagai langkah persiapan dan peyelitikan untuk menanggapi kemungkinan epidemi.
"Persiapan dan langkah cepat sangat penting dalam tahap awal wabah. Di Eropa dan Amerika Serikat, kita menyaksikan kurangnya persiapan dan lambatnya tanggapan," kata Nyenswah.
Sebelum dipastikan terjadinya penularan antara manusia di pertengahan Januari, Taiwan telah mulai memeriksa semua penumpang dari Wuhan, tempat pertamakali wabah terjadi.
Hong Kong mulai menerapkan deteksi temperatur mulai tanggal 3 Januari dan menerapkan karantina 14 hari bagi turis yang masuk wilayah mereka.
Setiap dokter diinstruksikan melaporkan semua pasien yang demam atau punya masalah pernapasan akut serta sejarah bepergian ke Wuhan.
"Sekali lagi, faktor waktu adalah kunci," katanya.
Baca Juga: 5 Obat Ini Berpotensi Melawan Virus Corona, dari Klorokuin sampai Losartan
4. Jaga jarak
![Sejumlah penumpang duduk di dalam gerbong kereta rel listrik (KRL) Commuterline di Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (21/3). [ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra]](https://media.suara.com/pictures/original/2020/03/21/98588-social-distancing.jpg)
Menurut Nyenswah, ketika penularan pertama dilaporkan di sebuah komunitas, langkah pencegahan sudah sulit diterapkan. Maka langkah berikutnya, seperti menjaga jarak (social distancing), lebih efektif untuk mencegah pihak yang paling rentan terhadap penularan.
"Sekali ada penyakit ini di satu negara, langkah pencegahan tidak lagi tepat. Anda harus mulai mengambil langkah yang tepat atau kehilangan kemungkinan penghentian yang efektif terhadap wabah ini," katanya.
BACA JUGA: Jika Lockdown Diterapkan, 5 Profesi Ini yang Paling Merasakan Imbasnya
Menurutnya, kecepatan penerapan instruksi untuk jaga jarak seperti di Hong Kong dan Taiwan adalah kunci untuk mengurangi penularan.
Hong Kong telah meminta orang dewasa untuk bekerja dari rumah sejak akhir Januari serta menutup sekolah dan kumpul-kumpul.