- Penerimaan kepabeanan dan cukai Kemenkeu mencapai Rp 269,4 triliun hingga November 2025, naik 4,5 persen secara YoY.
- Realisasi penerimaan tersebut setara 89,3 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025.
- Pertumbuhan signifikan Bea Keluar didorong oleh kenaikan harga CPO dan kebijakan ekspor konsentrat tembaga.
Suara.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengumumkan penerimaan kepabeanan dan cukai telah mencapai Rp 269,4 triliun per November 2025. Angka ini meningkat 4,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu alias year on year (YoY).
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menyatakan kalau realisasi penerimaan negara dari bea cukai ini mencapai 89,3 persen dari target 2025.
"Penerimaan kepabeanan dan cukai telah dikumpulkan Rp 269,4 triliun yang merupakan 89,3 persen dari APBN, yang berarti ini pertumbuhan penerimaan kepabeanan cukai tumbuh 4,5 persen (YoY)," kata Sua saat konferensi pers APBN KiTa edisi Desember 2025 di Kantor Kemenkeu, Jakarta, dikutip Minggu (21/12/2025).
Ia memaparkan, penerimaan cukai tembus Rp 198,2 triliun atau naik 2,8 persen YoY. Kemudian Bea Keluar Rp 26,3 triliun atau naik 52,2 persen dari YoY. Terakhir Bea Masuk Rp 44,9 triliun atau turun 5,8 persen YoY.
Realisasi penerimaan cukai tercatat 81,2 persen dari target APBN. Ini diperoleh di tengah penurunan 2,4 persen YoY dari produksi cukai hasil tembakau (CHT) sebesar 285 miliar batang.
Untuk Bea Keluar, Sua mengatakan kalau ini hampir enam kali lipat (589 persen) dari target APBN yang berkisar Rp 4 triliun. Pertumbuhan ini didorong dari kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO atau minyak sawit mentah dan volume ekspor sawit, serta kebijakan ekspor konsentrat tembaga.
"Nanti ada beberapa kebijakan bea keluar yang akan segera berlaku mulai tahun 2026," lanjutnya.
Sedangkan Bea Masuk tercatat 84,9 persen dari target APBN yang menurun 5,8 persen YoY. Sua menyebut kalau itu dipengaruhi komoditas pangan dan utilisasi Free Trade Agreement (FTA)
"Yang dari komoditas pangan itu karena 2024 kita impor beras cukup banyak. Tahun ini kita tidak impor beras," jelasnya.
Baca Juga: Kemenkeu Klaim Penerimaan Pajak Membaik di November 2025, Negara Kantongi Rp 1.634 Triliun