Kisah Penggali Kubur Urus Jenazah Corona: Sampai Tak Bisa Istirahat

Rabu, 22 April 2020 | 17:08 WIB
Kisah Penggali Kubur Urus Jenazah Corona: Sampai Tak Bisa Istirahat
Petugas menurunkan peti jenazah pasien suspect Corona dengan menggunakan tali tambang, Kamis (26/3). [Suara.com/Alfian Winanto]

Suara.com - Seorang penggali kubur di pemakaman Pondok Rangon Jakarta Timur menceritakan perjuangannya yang harus mengeluarkan tenaga berkali-kali lipat untuk menguburkan jenazah covid-19.

Minar adalah seorang pria berusia 54 tahun. Sudah 33 tahun dia bekerja sebagai penggali kubur di TPU Pondok Rangon.

Sehari-hari dia berbagi pekerjaannya berwama kawannya untuk menggali dan merawat makam.

Namun, sejak covid-19 mewabah, Ia dan kawannya kini menjadi sangat sibuk.

"Pekerjaan saya sekarang sangat berbeda. Saya hampir tidak bisa istirahat," kata Minar seperti yang dikutip Suara.com dari Channel News Asia, Rabu (22/4/2020).

Biasanya Minar dan tim penggali kubur lainnya bergantian setiap minggu untuk menyelesaikan empat pekerjaan utama menggali kubur. Itu berarti, Minar hanya perlu menggali satu liang per minggunya dalam sebulan.

Namun, sejak kematian akibat covid-19 meningkat di Jakarta, Ia harus berupaya ekstra keras.

"Sekarang sangat melelahkan karena ada begitu banyak mayat tiba setiap hari, jadi aku merasa lelah karena menggali tanpa henti," aku Minar.

Hingga Selasa (21/4/2020), Indonesia memiliki sekitar 7.100 kasus covid-19. Jumlah ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat kematian covid tertinggi di Asia Tenggara, yakni sebesar 9%.

Baca Juga: Tinju Dunia: Joshua Diklaim Satu-satunya Petinju yang Bisa KO Fury

Dari jumlah itu, setengah diantaranya terjadi di Jakarta dengan total 300 kematian.

Channel News Asia melaporkan bahwa Pemprov DKI Jakarta telah memerintahkan bagi mereka yang meninggal karena COVID-19, serta mereka yang dicurigai terinfeksi hanya dimakamkan di dua pemakaman umum - satu di Jakarta Timur tempat Minar bekerja dan yang lainnya di Jakarta.

Minar melanjutkan kisahnya bahwa untuk menggali satu liang kuburan membutuhkan waktu sekitar dua jam. Sementara saat ini dia menggali lima kuburan dalam sehari.

"Aku berpacu dengan waktu. Kadang-kadang ketika mayat tiba, kuburan belum siap," kata Minar.

Ia juga mengaku proses pemakaman sekarang menjadi lebih sulit. Dia harus mematuhi protokol penguburan untuk meminimalisir penyebaran virus.

"Berbeda sekarang, tidak ada keluarga almarhum yang menyaksikan proses pemakaman. Semua dilakukan dengan cepat," lanjut Minar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI