Kurung Pemudik di Rumah Angker, Bupati Sragen: Memang Harus Dibuat Kapok

Kamis, 30 April 2020 | 15:48 WIB
Kurung Pemudik di Rumah Angker, Bupati Sragen: Memang Harus Dibuat Kapok
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati telewicara dengan Najwa Shihab. (YouTube/Najwa Shihab)

Suara.com - Kabar pemudik dikurung di rumah angker karena ogah menjalani karantina menyita perhatian publik. Peristiwa itu terjadi di Desa Sepat, Masaran, Sragen, Jawa Tengah belum lama ini.

Bahkan, Najwa Shihab turut dibuat penasaran dengan kejadian tersebut sehingga meminta konfirmasi kepada Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati dalam acara Mata Najwa, Rabu (30/4/2020) malam.

"Saya sempat kaget lihat berita pemudik di Sragen dikarantina di rumah "hantu atau angker". Itu salah satu caranya (menghukum pemudik ngeyel)?", tanya Najwa.

Kurdinar lewat sambungan telewicara tampak tersenyum mendengar pertanyaan Najwa.

Ia bercerita, sebenarnya kejadian itu bermula ketika dirinya mendapat laporan dari seorang petugas posko covid-19 di Desa Sepat.

"Waktu saya mengecek posko di Desa Sepat, ada salah satu petugas posko bertanya kepada saya, "Ibu ada pemudik kami yang tidak komitmen. Sebelum 14 hari sudah keluar rumah"," ucapnya menirukan petugas.

Mendapat laporan tersebut, Kusdinar lantas meminta petugas untuk memberikan teguran kepada pemudik. Namun, ternyata pemudik itu bersikukuh menolak karantina.

Ia kemudian mengaku mendapat ide untuk mengurung pemudik tersebut setelah mengetahui ada bangunan kosong di desa setempat.

"Nah ide itu (mengurung di rumah angker) muncul. Oke kita lihat (bangunan kosong) lalu membersihkannya. Kalau ada pemudik yang nakal lagi, masukkan aja di sini. Dan ternyata ada yang nakal Mbak Nana, gak komitmen".

Baca Juga: Manisnya, Atta Halilintar Rela Masakin Aurel Hermansyah Sahur

Najwa kemudian bertanya lagi, "Ditempatkan di rumah "angker" membuat kapok yang Bu Bupati?".

Kurdinar pun menimpali, pemudik yang enggan menjalani karantina memang harus dibuat jera. Salah satunya, dengan mengurung mereka di bangunan kosong.

"Memang harus dibuat kapok mbak, orang Indonesia itu takut sama hantu. Jadi kita ambil efek jera mereka, supaya mereka bisa disiplin dan mengambil komitmen ini, karena untuk kesehatan bersama".

Ia menambahkan, "Mereka pulang kampung, jangan sampai membawa penyakit pulang ke kampung. Karena banyak orang ngeyel ini maka harus kita kasih punishment, maka kita siapkan".

Hukuman yang diberikan Bupati Sragen itu ternyata terbukti berhasil membuat pemudik yang ngeyel kapok.

Menurut penuturan Kusdinar, pemudik tidak kuat tinggal di gedung tersebut. Mereka mengadu ke petugas, minta pulang ke rumah dan berjanji akan menjalani isolasi mandiri.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI