Bagi kebanyakan orang Afrika Selatan berkulit hitam, pemakaman menggabungkan unsur-unsur tradisional Afrika dan Kristen.
Ketika sebuah keluarga berduka, orang-orang rela melakukan perjalanan jauh untuk menghadiri pemakaman dan berbagai ritual lain pada hari-hari menjelang pemakaman.
Kegiatan ini termasuk mengunjungi kerabat berulang kali di rumah mereka untuk memberikan penghormatan dan untuk membantu segala persiapan.
Mereka juga biasanya menyembelih ternak lalu dimasak untuk menjamu dan mengantisipasi kedatangan para pelayat, mereka juga perlu menggali kuburan, terkadang menggunakan sekop secara bergantian.
Mereka yang menghadiri berbagai upacara pemakaman itu belum tentu dikenal akrab oleh keluarga yang ditinggalkan.
Para pelayat itu bisa dari gereja setempat, perkumpulan orang-orang yang sering menghadiri pemakaman, atau hanya orang-orang yang lewat mendengar kabar duka dan ingin menyampaikan duka cita.
Semua orang dipersilakan untuk menghadiri pemakaman.
Lingkaran penularan virus
Pada hari pemakaman, ratusan orang berkumpul untuk menghadiri kebaktian, mereka duduk berdekatan.
Baca Juga: Cegah PHK, Pemerintah Izinkan Warga di Bawah 45 Tahun Kembali Bekerja
Saat prosesi selesai digelar, semua anggota masyarakat membentuk rantai manusia untuk memberikan makanan kepada ratusan orang yang datang untuk bersimpati. Lalu para tamu pun akan bersantap bersama, sekali lagi ini dilakukan dalam jarak dekat.
"Ini menjadi lingkaran penularan virus," tutur Fikeni memperingatkan.
Sebagai upaya untuk menemukan alternatif dan cara yang lebih aman untuk memakamkan anggota keluarga, pimpinan desa AmaMpondomise, Raja Zwelozuko Matiwane mengeluarkan larangan semua layanan pemakaman di kerajaannya dengan tujuan memperkenalkan kembali praktik kuno ukuqhusheka, atau penguburan rahasia.
Juru bicaranya, Nkosi Bhakhanyisela Ranuga, mengatakan keputusan itu dibuat setelah berkonsultasi dengan para pemimpin tradisional setempat.
"Kami berusaha melindungi rakyat kami dalam pandemi ini."
"Ketika mengikuti kebiasaan ini (ukuqhusheka), ini berarti orang-orang dipanggil untuk mengubur baik pada hari yang sama atau hari berikutnya dan hanya dengan mereka yang hadir pada saat lewat," katanya kepada BBC.