
"Awal bulan Maret sudah paham akan pandemi ini. Kami persiapkan itu sebelum DKI menyatakan PSBB sebelum 9 April. Kami mempersiapakan masker untuk seluruh jiwa dan warga Akuarium. Selain itu, pembatasan dari portal kemanan dan pendataan kesehatan bagi lansia," sambungnya.
Soal akses keluar masuk di Kampung Akuarium, Topaz punya cerita tersendiri. Akses keluar masuk, kata dia, sangat terbatas: singkatnya, hanya warga Kampung Akuarium yang bisa mengaksesnya.

"Tadinya itu (portal) bentuknya besi jadi orang keluar masuk di sini terbatas sekali. ini tertibnya bukan main," beber Topaz.
Bahkan untuk pengemudi ojek online yang mengantar penumpang dan makanan hanya diperkenankan sampai portal saja. Untuk tamu tak dikenal, jangan harap bisa berkunjung. Mereka hanya sebatas menunggu di depan portal saja.
"Di sini, selain orang Kampung Akurium tidak bisa masuk. Jadi tamu yang kami enggak kenal enggak boleh masuk. Gojek dan Grab juga sama, tunggu di luar," tambahnya.
Pada tanggal 30 April 2020, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar rapid test-uji cepat- secara massal di Kampung Akuarium. Sebanyak 229 warga kampung Akuarium ikut dan dinyatakan negatif Covid-19.
"Kemarin pas tanggal 30 april Alhamdulillah sudah dilaksanakan rapid test dari Pemprov DKI sekitar 299 orang yang ikut negatif," ucap Topaz.

***
Tak jauh dari musala tempat kami berbicang dengan Topaz, berdiri sebuah bangunan untuk pendidikan anak usia dini. Namanya BKB PAUD Aquarium, sebuah lembaga formal yang diperuntukan bagi anak-anak di Kampung Akuarium.
Baca Juga: Bela Said Didu, Munarman FPI: Kasus Ini Diprioritaskan Melebihi Pandemi
Dharma Diani, koordinator Kampung Akuarium bertutur, kegiatan belajar mengajar di BKB PAUD Aquarium sudah ditiadakan sejak awal Maret 2020.